BOGOR – RADAR BOGOR, Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor rutin melakukan pemangkasan terhadap pohon-pohon tepi jalan.
Menengok Bangunan Mewah RSUD Kota Bogor
Itu untuk menjaga keindahan tata kota, yang biasanya tak bisa lepas dari keberadaan pohon-pohon hijau.
Kabid Pertamanan dan PJU Disperumkim Kota Bogor, Feby Darmawan, menjelaskan pemangkasan juga tidak begitu saja dilakukan.
Pohon tersebut biasanya yang sudah rapuh dan berusia tua. Selain itu, pohon yang mengganggu pemandangan Informasi terkait pohon-pohon yang mengganggu biasanya juga diperoleh dari tim lapangan atau aduan masyarakat sendiri.
Feby memperkirakan, ada lebih dari 30 pohon yang dipangkas timnya selama Januari ini. Jumlah itu tidak merata dalam satu hari, lantaran menghabiskan waktu yang berbeda-beda.
Meski begitu, belum ada pohon yang harus ditebang karena gangguan yang ditimbulkan. Selain itu, pohon-pohon yang rawan tumbang di musim penghujan tetap mendapat perhatian khusus dengan mengurangi dahan-dahannya yang rapuh.
Tim khusus biasanya diturunkan Disperumkim untuk mengurus pohon-pohon itu. Lama pemangkasan juga bisa bergantung dari besarnya pohon.
Ia mencontohkan, timnya memangkas tiga pohon dalam waktu satu hari di tempat berbeda, Kamis (30/1/2020). Sementara di waktu lainnya, ada satu pohon angsana yang mesti menghabiskan waktu hingga lima hari, di depan SDN Lawanggintung.
“Biasanya kita terkendala dengan tinggi pohon. Bisa juga kendala aksesnya karena berada di tebingan. Jadi, tidak selalu satu pohon bisa dipangkas dalam waktu satu hari saja. Bisa lebih dari itu,” ujarnya, yang dijumpai di ruang kerjanya, Kamis (30/1/2020).
Salah satu pohon yang menjadi prioritas timnya yakni di depan Balaikota Bogor. Pemangkasan terhadap pohon itu sudah sempat berjalan tiga hingga empat hari.
Sayangnya, proses itu belum rampung. Masih butuh waktu beberapa hari lagi untuk mengamankan pohon itu dari potensi tumbang atau kejadian rawan yang lainnya.
“Itu saja (di depan balaikota) belum selesai. Kita juga prioritaskan pohon itu. Tapi waktu kerjanya tidak bisa setiap saat karena akses di samping pohon itu merupakan akses utama ke kantor Wali Kota. Pernah juga dikerjakan dari jam 10 malam sampai subuh,” kisah Feby lagi. (mam/ded/c)