BOGOR-RADAR BOGOR, Polisi mulai menemukan titik terang siapa dalang pembunuhan siswi SMK Baranangsiang Kota Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya. Setelah 388 hari atau 1 tahun 23 hari melakukan penyelidikan, polisi akhirnya mendapat titik terang siapa dalang pembunuhan gadis 18 tahun tersebut.
Pelaku diduga orang yang baru dikenalnya di aplikasi Hago. Sebuah platform sosial game. Kejadian itu bermula ketika Noven berkenalan dengan pelaku ketika sedang bermain Hago. Entah siapa yang memulai, tetapi keduanya akhirnya berteman, bertukar nomor telepon, lalu berinteraksi layaknya muda-mudi merintis kasih.
Noven mengenalkan diri sebagai seorang pelajar dari Bogor. Begitu juga dengan pelaku yang mengaku tinggal di Jawa Timur. Cinta pun bersemi. Keduanya pun berpacaran.
“Pelaku dan Noven menjalani hubungan jarak jauh, karena pelaku tinggal di Jawa Timur,” ujar sumber internal Polresta Bogor Kota kepada Radar Bogor, Jumat (31/1/2020).
Setelah beberapa waktu pacaran, keduanya sempat cekcok. Bermula ketika pelaku meminta foto Noven tanpa busana. Permintaan itu sempat ditolak halus oleh Noven namun tetap dipaksa pelaku.
Mencoba bersabar, Noven kemudian meminta pelaku yang lebih dulu mengirimkan fotonya tanpa busana dengan niat agar pelaku sadar bahwa permintaan tersebut tidak pantas.
Tanpa disangka permintaan itu malah dipenuhi pelaku. “Dari situ pelaku tambah ngotot agar Noven mengirimkan fotonya tanpa busana. Tapi tetap tidak digubris Novel,” masih kata sumber tersebut.
Merasa terus ‘diteror’ oleh pelaku, Noven kesal. Dia kemudian mengancam bakal menyebar luaskan foto syur milik pelaku jika masih menuntut hal yang aneh-aneh kepada-nya.
Dari situ pelaku naik pitam dan mengancam akan membunuh Noven. “Pelaku kemudian bilang ke Noven: Oww saya datang nih ke Bogor, saya bunuh,” ucap sang sumber menirukan percakapan Noven dan pelaku.
Setelah ancaman itu, tak lama kemudian publik Bogor geger dengan ditemukannnya tubuh Noven yang masih berseragam sekolah dalam kondisi berlumuran darah terkapar di Gang belakang Masjid Raya Kota Bogor, RT 4/3 Kelurahan Baranangsiang, Bogor Timur, Selasa (8/1/2019), sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat ditemukan pisau masih menancap di dada sebelah kiri putri dari pasangan Yohanes Bosco Wijanarko (48) dan Cornelia Lucia Sasta Rianti (41) tersebut. Dari rekaman CCTV di lokasi diketahui bahwa pelaku sedang menunggu Noven pulang sekolah. Proses penyelidikan pun dilakukan. Polisi saat itu berkesimpulan pelaku sudah lama mengintai tempat kostan Noven sebelum melancarkan aksinya.
Dari sejumlah barang bukti berupa pisau yang ditinggal pelaku, ponsel milik Noven dan rekaman CCTV ternyata tidak membuat proses penyelidikan berjalan mudah. Polisi kesulitan mengidentifikasi wajah pelaku lantaran kualitas video CCTV yang tidak bagus.
Polresta Bogor Kota bahkan sampai meminta tolong Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI untuk membantu memperjelas kualitas video CCTV. Namun hasilnya tetap buntu.
Barang bukti berupa pisau milik pelaku sebenarnya bisa menjadi harapan. Ternyata saat diperiksa tidak ada sidik jari pelaku. Hari berganti hari, bulan berganti bulan penyelidikan tetap dilakukan. Hingga kemarin (31/1) Polresta Bogor Kota memastikan telah menangkap pelaku pembunuh Noven di Jawa Timur. “Iya (telah ditangkap),” ujar Paur Humas Polresta Bogor Kota Ipda Desty Iryanti.
Sayang Desty tidak membeberkan detil penangkapan tersebut. Begitu juga dengan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol. Hendri Fiuser yang tak merespon ketika dihubungi wartawan melalui telepon dan pesan pendek.
Namun menurut mantan Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Niko Narullah Adi Putra kasus pembunuhan Noven sudah menemukan titik terang. ”Saya sudah tahu sejauh mana perkembangan ini (kasus Noven). Tapi kalau secara teknis, biar kasat baru saja yang menjelaskan, karena saya masih masa transisi,” katanya.
Untuk diketahui, saat ini Kompol Niko sudah dimutasi ke Polda Jawa Barat. Dia menjabat sebagai Kanit 3 Bagwassidik Ditreskrimum. Perihal kasus Noven setahu dia, 38 saksi telah diperiksa dengan 54 berita acara pemeriksaan (BAP). “Memang ada beberapa alat bukti lain tapi hanya bisa dibuka saat persidangan,” ucap Niko.
Meski sudah tidak bertugas di Bogor, kasus Noven masih menjadi bagian dari Ditreskrimum Polda Jabar. Dari penyelidikan terakhir yang dilakukannya, komunikasi lewat aplikasi Hago antara Noven dengan terduga pelaku yang juga pacarnya itu sudah diselidiki, namun masih terus dikembangkan. “Jadi antara pelaku dan korban (Noven), mereka sering ngobrol dan main di Hago. Hingga akhirnya kenal satu sama lain,” bebernya. (ded/d)