Awas! Penipuan Berkedok Wartawan Radar Bogor

0
188
Ilustrasi wartawan
Ilustrasi wartawan. (pexels)

BOGOR–RADAR BOGOR,Kasus pencatutan nama Radar Bogor oleh orang tak dikenal terjadi, kemarin (5/2). Kali ini dilakukan oleh oknum yang mengaku bernama Ibnu. Dia mencatut nama Radar Bogor dan memeras sejumlah orang yang berada di lingkungan Pemerintah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

Sudah ada beberapa pejabat kantor pemerintahan yang mendapat pesan singkat bernada meminta bantuan dan ancaman. Antara lain, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kardenal, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo hingga direktur rumah sakit.

Ketika dihubungi kemarin, Eko mengaku bahwa oknum yang mengatasnamakan Radar Bogor itu, mengirimkan pesan seluler nomor pribadi miliknya. Modusnya meminta Eko memberikan bantuan sum­bangan untuk pengobatan seorang pasien di RS Ali Hasan Sadikin Bandung. ’’Dari awal saya curiga dia (oknum) mau menipu. Karena kok ditulis RS Ali Sadikin Bandung. Mana ada? Yang ada kan RS Hasan Sadikin,” terang Eko saat dikonfirmasi Radar Bogor.

Ia mendapati pesan singkat itu di sela-sela mengikuti rapat Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM). Untuk memastikan nama oknum itu, ia mengecek langsung ke salah seorang karya­wan Radar Bogor. Ternyata, diketahui, tak ada oknum dengan nama bersang­kutan.

Oknum penipu itu bahkan sempat memaki-maki Eko ketika menolak secara halus permin­taan­nya. Eko hanya menanggapi­nya dengan santai. Hanya saja, penipuan itu tampaknya berlanjut dengan telepon dari oknum yang justru mengaku dari Asisten III Provinsi Jawa Barat. Oknum itu juga meminta kontak dari rekan SKPD Kota Bogor yang lainnya. ’’Tapi setelah itu tidak saya gubris,” imbuhnya.

Ia pun heran dengan data pribadi miliknya yang bisa tersebar. Eko menduga, oknum penipu itu berada di luar Pulau Jawa karena bisa leluasa mengirimkan pesan ke banyak SKPD dengan modus yang sama. ’’Yang saya sayangkan kenapa data pribadi seperti itu bisa tembus ke mana-mana. Sudah tidak ada kerahasiaan sama sekali tentang data pribadi,” sesal Eko.

Hal serupa pernah menimpa Kepala Desa Gunung Sindur, Deden. Hanya saja, modusnya berbeda dengan pemerasan sebelumnya. Cara yang dijalankan penipu ini lebih halus. Oknum itu mendatangi Deden dengan alasan menagih pembayaran koran Radar Bogor, dua bulan silam.

’’Saya percaya saja kalau itu orang dari Radar Bogor karena dia sambil menenteng korannya itu. Memang tidak pakai iden­titas lainnya, hanya berpakaian biasa,” ucapnya.

Hanya saja saat itu Deden sedang tidak memegang uang. Ia juga belum menjalani serah terima jabatan (sertijab) sebagai kepala desa terpilih. Dia kemudian mengajak oknum penipu itu bertemu di depan rumahnya. ’’Ujung-ujungnya setelah pembicaraan panjang-lebar, ternyata dia minta ongkos juga. Katanya, kalau belum bisa bayar tagihannya, dia meminta ongkos untuk pulang,” bebernya lagi.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Radar Bogor, Aswan Achmad menegaskan, tidak ada wartawan Radar Bogor bernama Ibnu. Baik wartawan Radar Bogor cetak (koran) maupun wartawan Radar Bogor online (radarbogor.id). Wartawan Radar Bogor kata dia, selalu dibekali tanda pengenal (ID Pers) atau surat tugas resmi dari kantor. ’’Jika ada hal serupa, kepala dinas maupun siapa pun untuk tidak ragu melapor ke kantor maupun aparat kepoli­sian,” tegasnya.(mam/c)