BOGOR–RADAR BOGOR,Polisi terus mengejar pelaku tawuran disertai pengeroyokan maut yang menimpa MZ di Jalan Pandu Raya, Minggu (9/2) dini hari. Para pelaku diketahui tega menghabisi remaja 16 tahun tersebut dengan menggunakan senjata tajam.
Kabag Ops Polresta Bogor Kota Kompol Prasetyo Purbo Nurcahyo menjelaskan, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 04.20 itu, murni tindak kekerasan dan pengeroyokan. Bukan tawuran pelajar. Pasalnya korban dihabisi secara beramai-ramai.
Antisipasi Tawuran, Pemerintah Kecamatan Bogor Barat Rapatkan Barisan
“Kami melihat kasus ini lebih kepada penganiayaan. Karena korban sedang di jalan lalu dikeroyok,” ujar Prasetyo, kemarin.
Berdasarkan kronologi kejadian, saat itu korban MZ sedang berkonvoi bersama kakak-nya R (16) dan rekan-rekannya sebanyak tiga motor. Saat melintas di tikungan Jalan Pandu Raya mereka tiba-tiba diadang oleh sekelompok remaja yang menggunakan dua sepeda motor dan satu angkutan kota yang diperkirakan berjumlah lima orang.
Tanpa tedeng aling-aling rombongan MZ langsung diserang dengan senjata tajam. Dari situ MZ sempat terpisah dengan rombongan karena kendaraan yang ditumpanginya terjatuh. Tak lama kemudian, MZ ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa dengan luka di kepala, leher, dan tangan.
Atas kejadian tersebut kemarin, 22 remaja yang diduga terlibat dalam aksi berdarah itu, didatangkan di Mapolsek Bogor Utara. Pantauan Radar Bogor, ada sejumlah remaja perempuan yang turut diperiksa. Mereka diduga berada di lokasi pada saat kejadian. “Dari 22 remaja yang kami panggil yang kita periksa dalam perkara ini hanya enam remaja. Mereka berstatus saksi. Sedangkan satu pelaku sedang kita buru,” ujar Kapolsek Bogor Utara, AKP Ilot Juanda.
Dia menjelaskan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan sejumlah senjata tajam yang diduga milik dari dua kelompok remaja yang terlibat perkelahian tersebut. Begitu juga dengan satu unit angkutan kota yang diduga dipakai pelaku untuk mengadang korban. Dari hasil pemeriksaan sementara, Ilot menerangkan motif pengeroyokan lebih ke arah perebutan kekuasaan dan mencari jati diri.
Tawuran Kembali Terjadi, Remaja 16 Tahun Tewas Dicelurit di Bogor Utara
“Jadi mereka wara-wiri, memancing keributan.Jika ada yang menimpali menjadi sasaran. Karena ada bahasa dari pihak pelaku ‘Noh-noh ada yang ngejual-ada yang ngejual (menantang,red),” ucap Ilot menirukan pengakuan salah satu remaja dari kubu pelaku yang diperiksa.
Ilot juga mendapati beberapa fakta menarik bahwa kedua kubu yang bertikai memiliki nama ‘geng’ berbasis tempat tongkrongan. Yakni layang street (LS) dan bekas longsor (BL). Layaknya geng remaja pada umumnya setiap kelompok memiliki pentolan (orang yang dijagokan) begitu juga dengan dua geng tongkrongan ini. Pelaku yang menewaskan MZ diduga adalah pentolan di kubu LS yang kini masih diburu polisi. Sementara MZ merupakan bagian dari kubu BL. “Jadi sama-sama dari kelompok tongkrongan, bukan warga biasa yang mereka aniaya,” beber dia.
Sementara itu Camat Bogor Barat, Juniarti Estiningsih memasang alarm waspada terhadap tawuran maut yang terjadi di Bogor Utara . Menurutnya, peristiwa tawuran sejak awal telah menjadi perhatian pihaknya. Ia meminta kepada personelnya untuk melakukan patroli 24 jam dalam mengawasi kerumunan yang mencurigakan. “Apabila ada kerumunan-kerumunan, ya siapa pun warganya, kader siapa pun, silakan dibubarkan. Kita harus merapatkan barisan dengan semua elemen, termasuk polisi, babinsa, dan lurah,” paparnya, saat ditemui di kantornya, Senin (10/2).Juniarti tak ingin imbas tawuran meluas hingga wilayahnya. Pasalnya, ada titik-titik yang juga menjadi daerah rawan kerumunan semacam itu di Kecamatan Bogor Barat. Sebut saja seperti Ciomas, Pasir Mulya, Pasir Kuda, Semplak, Yasmin, dan Sindangbarang.
Sementara itu, titik yang terindikasi rawan tawuran ada di area Semplak, Pasir Mulya, dan Pasir Kuda. Ketiganya punya sekolah dengan track record terkait peristiwa-peristiwa serupa. Oleh karena itu, ketiganya menjadi prioritas pengawasan timnya. Jika perlu, kata Juniarti, pihaknya akan turun langsung melakukan pembinaan ke sekolah masing-masing.
“Alhamdulillah, wilayah kita memang belum ada. Akan tetapi, bisa saja titik-titik ini kan menyeberang ke sini. Salah satu yang favorit jadi tempat tawuran atau bentrok kan seperti di Yasmin itu. Malah bukan hanya pelajar. Sebelumnya kan yang antar-ormas itu,” imbuhnya lagi.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan timnya dengan melakukan patroli dan menciduk rombongan jemaah liar (rojali). Razia senjata tajam juga dioptimalkan. Selain itu, langkah menghapus vandalisme atau coretan-coretan di tembok juga sudah lebih dahulu digalakkan. Itu sesuai dengan instruksi wali kota setelah kasus yang sebelumnya juga menewaskan satu orang.
“Alasan apa pun, yang namanya tawuran tidak bagus. Saya koordinasikan dengan kepala sekolah kalau bisa orang tuanya dipanggil. Karena ini faktornya juga termasuk anak-anak kurang perhatian orang tua,” paparnya.(ded/mam/d)