CIGOMBONG–RADAR BOGOR, Kondisi Danau Lido saat ini masih menjadi perhatian berbagai pihak. Pasalnya, danau yang dulunya menjadi lokasi wisata Primadona kala itu, kini diduga mengalami kedangkalan.
Menanggapi hal tersebut, Masyarakat Cinta Cisadane (MCC) ikut ambil suara. Ketua MCC, Misbachudin mengungkapkan, aliran Danau Lido merupakan salah satu hulu Sungai Cisadane yang harus dirawat keasriannya.
Selain itu, Danau Lido merupakan salah satu lokasi serepan air yang terdegradasi di tengah eksistingnya.
Ditanya terkait upayanya menjaga Danau Lido, ia mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat permintaan bantuan kepada pemerintah provinsi untuk melakukan penanggulangan. Namun hasilnya nihil
“Kami sudah melayangkan kepada pemerintah provinsi untuk penanggulangannya, namun hasilnya nihil,” ungkap Misbachudin ketika ditemui disekretariat MCC berlokasi di Talang Cinagara, Jalan Raya Cinagara, Kecamatan Cigombong, Senin (10/2/2020).
Sekretaris MCC Asep Rendra menambahkan, seiring dengan pesatnya pembangunan di wilayah sekitar danau, luas area danau pun semakin menyempit. Ia berharap, pemerintah jangan hanya mendorong pembangunan, namun melupakan sisi lainnya.
“Kami tidak menolak pembangunan. Tapi hanya meminta agar setu Lido turut ditata. Jangan sampai ditengah gaung pemerintah menata danau, disisi lain ada danau malah mengalami penyempitan,” pungkasnya.
Sebelumnya, pendangkalan permukaan Danau Lido di Jalan Raya Bogor Sukabumi mendapat sorotan dari Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto.
Ia mengatakan, Danau Lido dan Setu Cihyang merupakan wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane. Ia mempertanyakan, kenapa bisa diurug dan dimiliki oleh pihak swasta.
“Kami akan mengunjungi Kantor BBWS Ciliwung – Cisadane untuk mempertanyakan kejanggalan ini,” ungkap Ketua DPRD Kabupaten Bogor, saat meninjau lokasi pengurukan di area Danau Lido, Minggu lalu (5/2).
Untuk itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane dan juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) untuk kembali memfungsikan danau tersebut dalam penanggulangan bencana banjir.
“Kita jangan hanya sibuk membangun waduk atau bendungan, tetapi juga harus menjaga eksisting danau, waduk, bendungan dan setu yang ada di Kabupaten Bogor, sebagai daerah hulu kita bisa ikut mengendalikan bencana alam banjir karena sebelum ke Depok, DKI Jakarta, Bekasi dan Tanggerang air kita tampung dulu di penampung – penampung air ini,” jelasnya. (cr2/c)