CISARUA–RADAR BOGOR, Royal Safari Garden (RSG) selalu berkontribusi dalam upaya normalisasi saluran air, khususnya di sekitar hotel.
Menurut Humas RSG, Yuliana Sulasmi, sejak 2010, RSG telah aktif bersama pemerintah setempat dalam menanggulangi permasalah air yang terjadi di Cisarua. Untuk sodetan air, pihak RSG pun rutin mengeruk sampah-sampah, sebagai penyebab tersumbatnya aliran air.
“Bahkan pengerukan saluran air itu yang melakukan adalah RSG selama satu bulan menggunakan alat berat loder,” ujarnya kepada Radar Bogor, Selasa (11/2/2020).
Selain itu, mengenai perawatan saluran air di Cisarua, Lasmi, sapaan akrabnya menyatakan, bukan hanya tanggungjawab RSG. Melainkan tanggung jawab seluruh warga dan pengusaha yang berada di Cisarua.
Mengenai masalah warga yang sebelumnya meminta RSG untuk akomodir biaya normalisasi, Lasmi mengaku, pihak RSG tidak menjanjikan apapun.
Menurutnya, RSG tidak dilibatkan dalam rapat di kelurahan mengenai pembahasan normalisasi saluran air, pada Selasa (4/2/2020) lalu.
“Karena RSG tidak diundang rapat dengan lurah, dan keputusan lurah seperti apa hasil rapatnya kami tidak tau,” akunya.
Padahal, Lasmi meneruskan, bila dilibatkan, RSG akan datang dalam setiap kegiatan lingkungan dan mendukung dengan berbagai hal. Apalagi, mengenai normalisasi saluran air yang merupakan program panjang di seluruh Kecamatan Cisarua.
Lebih lanjut, RSG juga menurut Lasmi, turut menjadi korban ketika wilayah Cisarua terjadi banjir. Air acapkali masuk ke area RSG sehingga mengganggu aktivitas dan pelayanan di RSG.
Ditambahnya, saluran air yang melewati wilayah area RSG sering membawa sampah yang berasal dari Pasar Cisarua sehingga memenuhi area RSG.
“Kalau dibilang kami tidak berdampak salah, kami juga berdampak setiap saluran air bermasalah, terutama saat curah hujan tinggi,” pungkasnya.
Sementara itu, menurut Lurah Cisarua, Endang Sumantri mengenai kelanjutan dari normalisasi saluran air selanjutnya menunggu instruksi Camat Cisarua, Deni Humaedi. “Menunggu perintah Camat untuk lebih lanjutnya,” singkatnya.
Di tempat lain, Camat Cisarua Deni Humaedi mengatakan, permasalahan ini disebabkan tidak terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak kelurahan dengan pihak RSG. Menurutnya, awalnya pihak kelurahan berkomitmen untuk mengundang pihak RSG namun nyatanya tidak.
“Ketika RSG dibilang tidak berbuat apa-apa salah, penataan ini harus sama-sama,” jelasnya usai Musrenbang di Kecamatan Cisarua.
Saat ini, menurutnya normalisasi saluran air akan terus berlanjut dan akan melibatkan Pemerintah Provinsi sebagai penanggung jawab dari sebagian saluran air yang berada di Cisarua.
“Dalam beberapa hari ini akan bertemu dengan pihak terkait termasuk dari provinsi, kalau memang tidak mau membetulkan, saya meminta surat izin untuk camat melakukan penataan di sini,” pungkasnya. (cr2/c)