SUKAMAKMUR-RADAR BOGOR, Meski sudah dilakukan survei beberapa waktu lalu, kelanjutan pengembangan Jalur Puncak II hingga saat ini masih saja mandek.
Jalan poros timur yang digadang-gadang akan menjadi solusi kemacetan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, itu kini terbengkalai begitu saja.
Camat Sukamakmur, Agus Ganjar mengatakan, melalui pihak kecamatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor sudah melakukan survei beberapa waktu lalu di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur tak kunjung dilakukan.
“Belum. Tapi kami sudah survey,” kata Camat Sukamakmur, Agus Ganjar kepada Radar Bogor.
Eski begitu, dia tak menampik, sejauh ini Pemkab telah berupaya semaksimal mungkin agar realisasi solusi kemacetan jalur puncak tersebut dapat dilakukan. “Bupati telah berupaya maksimal,” imbuhnya.
Menurut Sekretaris Kecamatan Sukamakmur, Mochamad Sobar Mansoer jalur tersebut nantinya dapat membuka akses memperkenalkan potensi wisata yang berada di timur kabupaten.
Ia mengaku, sangat siap mendukung jika pembangunan ini kembali dilanjutkan. “Bahkan sangat siap. Bagaimanapun ketika jalur ini dibangun maka sangat menguntungkan wilayah Kecamatan Sukamakmur. Karena aksesnya dibuka,” kata Sobar.
Bukan hanya pemerintah kecamatan saja yang menunggu pembangunan jalur tersebut. Diakui Sobar, sejumlah warganya pun turut memiliki harapan yang sama terkait Jalur Puncak II ini.
Sobar mengambarkan wilayah Sukamakmur berfokus di dua bidang. Yakni bidang pariwisata dan pertanian. Pariwisata seperti Curug Cipamingkis, Ciherang, dan Cibeet berada di sana.
Selanjutnya, ada beberapa lainnya, Villa Khayangan, Situ Rawagede pun termasuk bagian dari salah satu wilayah timur kabupaten ini.
“Karena di sini memang sangat banyak objek wisatanya. Ada Curug Cipamingkis, Ciherang, dan Cibeet. Belum lagi ada Villa Khayangan, Situ Rawagede,” paparnya.
Aspek pertanian yang ada di wilayah ini, mulai dari sayuran hingga kopi. Produksi petani Kopi Catang Malang, Desa Sukawangi, hingga saat ini telah masuk pasar perdagangan Prancis.
Bagi Sobar pembangunan tersebut dapat membantu pada aspek perekonomia masyarakat di Sukamakmur. Meski begitu pihaknya juga mengakui, permasalah ketika jalur tersebut telah dibangun akan terjadi pada segi pelayanan jasa yang ada.
“Terus teraang saja, memang kondisi layanan jasa kami masih perlu penangnan lebih lanjut, ini juga berpengaruh kepada kondisi layanan jasa kami. Jadi layanan jasanya masih terbatas,” paparnya.(rp1/c)