Sejarah Untuk Membangun Karakter Bangsa

0
54
Sejarah
a Bima Arya saat menghadiri Peringatan Peristiwa Pemberontakan PETA Blitar di Museum PETA Kota Bogor, Kamis (14/02/2020).
Sejarah
a Bima Arya saat menghadiri Peringatan Peristiwa Pemberontakan PETA Blitar di Museum PETA Kota Bogor, Kamis (14/02/2020).

BOGOR-RADAR BOGOR, Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan bahwa sejarah bukan hanya untuk belajar dan museum bukan hanya untuk pariwisata, tapi lebih dari itu, yakni untuk membangun karakter bangsa Indonesia.

“Konteks untuk kegiatan hari ini adalah memuliakan para pendiri bangsa dengan segala cita-citanya dan berusaha menempatkan semua hal yang terkait sejarah ditempat yang paling mulia, karena kita ingin membangun karakter dan nilai kebangsaan yang pernah berjalan dengan sangat baik di era Presiden Soeharto, tentunya dengan penyesuaian yang kekinian,” kata Bima Arya saat menghadiri Peringatan Peristiwa Pemberontakan PETA Blitar di Museum PETA Kota Bogor, Kamis (14/02/2020).

Pada kesempatan tersebut, Bima Arya menyampaikan Kota Bogor merupakan Kota Pembela Tanah Air (PETA). Sebab, banyak para pendiri bangsa dan orang-orang hebat lahir dari PETA. Kepada semua Bima Arya mengajak untuk menangkap semangat para pejuang yang telah ditunjukkan.

“Kita mengingatkan anak-anak pelajar di Kota Bogor, khususnya yang terlibat tawuran agar merasa malu dan tidak lupa bahwa kita adalah keturunan orang-orang hebat, keturunan pejuang yang mempertaruhkan nyawanya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia, bukan untuk yang lain,” tegas Bima Arya.

Pada kesempatan tersebut, Bima Arya menyampaikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana untuk membangun museum Pajajaran yang perencanaan dimulai tahun 2020.

Selain itu juga Pemkot Bogor tengah berupaya melakukan koordinasi dengan yayasan pengelola Museum Perjuangan Bogor agar menghibahkan kepada Pemkot Bogor, sehingga kedepan dapat dianggarkan untuk pengelolaannya.

Terkait rencana Ketua Yayasan Pusat PETA, Tinton Suprapto yang berencana membuat film tentang PETA, Bima Arya menyatakan setuju dan mengajak semua pihak terkait untuk duduk bersama-sama membahasnya.

“Untuk film saya setuju, kita keroyokan,” ujar Bima Arya.

Ketua Yayasan Pusat PETA, Tinton Suprapto sebelumnya mengatakan, pemberontakan PETA pada 75 tahun yang lalu tidak hanya terjadi di Blitar namun juga di Cilacap, Pangalengan, Sumatera Selatan dan Aceh.

Peringatan peristiwa pemberontakan diharapkan mampu membangkitkan memori tentang peran tentara PETA sebagai cikal bakal TNI dan awal kekuatan perjuangan serta kepentingan bangsa Indonesia.

“Memperingatinya mendorong kita, khususnya generasi penerus untuk melestarikan kemerdekaan dan kerja keras mensejahterakan bangsa Indonesia. Saya yakin pengorbanan yang dilakukan para perintis kemerdekaan tidak sia-sia,” kata Tinton Suprapto.

Dalam peringatan tersebut, hadir Komandan Kodiklat TNI AD, Letnan Jenderal TNI Anto Mukti Putranto, Wakil Gubernur Lemhanas, Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan, Kepala DInas Sejarah TNI AD, Brigjen TNI Eddy S. Siahaan, putri pertama pengibar bendera pusaka 17 Agustus 1945, Tuning Hendraningrat, dan Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial, Pepen Nazarudin serta Wali Kota Blitar, Santoso. (prokompim)