Riset Melulu, Kapan Dibangunnya Jembatan Lulut-Gunungsari

0
76
Jembatan
Pemerintah Kecamatan Klapanunggal meninjau langsung lokasi yang rencananya akan dibangun jembatan penghubung dua desa di timur, yakni Desa Lulut dengan Desa Gunungsari,, Kecamatan Citeureup, Selasa (18/2/2020).
Jembatan
Pemerintah Kecamatan Klapanunggal meninjau lokasi yang rencananya akan dibangun jembatan penghubung dua desa di timur, Selasa (18/2/2020).

KLAPANUNGGAL-RADAR BOGOR, Usai dikeluhkan banyak warganya, lagi-lagi Pemerintah Kecamatan Klapanunggal meninjau langsung lokasi yang rencananya akan dibangun jembatan penghubung dua desa di timur, yakni Desa Lulut dengan Desa Gunungsari,, Kecamatan Citeureup, Selasa (18/2/2020).

Lokasinya berada di RT4/7, Kampung Bojongkoneng, Desa Lulut. Diperkirakan, lebar Cileungsi di sana sekira 40 hingga 50 meter. “Ini sekitar 40-50 meter panjangnya untuk sampai ke seberang (Gunungsari),” kata Kepala Desa Lulut, Udin kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut Udin, ini menjadi peninjauan kesekian kalinya sejak dua tahun silam. Rencana pembangunan tersebut, telah dilakukan Pemerintah Desa Lulut sebelumnya melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) yang diharapkan dapat diteruskan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).

“Peninjauan lagi, karena sebelumnya juga sempat melakukan ini (peninjauan) juga,” ungkapnya.

Sayangnya, ia mengaku tak ada kelanjutannya sampai 2020 ini. Sehingga, sambungnya, masih banyak warga yang melintas di jalur tersebut meskipun berbahaya. “Karena memang lebih cepat lewat sini,” imbuhnya.

Ia menuturkan, persoalan lain yang terjadi yakni di kalangan warga di sekitaran jalur tersebut. Sebagian warga, kata dia, ada yang mendukung dan sebagian lainnya kerap memikirkan bahaya yang akan timbul lebih lanjut ketika pembangunan jembatan tersebut dilakukan.

Udin menilai, warga yang ingin wilayahnya maju alias memiliki fasilitas umum yang lebih baik tentu akan mendukung pembangunan tersebut. Namun sebaliknya, ia tak menampik bahwa ada saja warga yang takut pembangunan jembatan akan mengganggu posisi rumahnya.

Bagi Udin, untuk menyikapi warga seperti ini tentu perlu ada sosialisasi sampai mereka betuk memahami maksud dan tujuan dari pembangunan jalan tersebut.

“Iya memang bahaya kalau melintas di sana. Nantinya kan ini perlu disosialisasikan lebih lanjut,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, selanjutnya pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Klapanunggal untuk mengajukan kembali ke Pemprov Jabar agar jembatan tersebut dibangun.

“Sebelumnya juga sudah pernah tapi gak direspon. Nah mudah-mudahan ini direspon. Panjangnya 40 dan lebar 4-5 meter,” bebernya.

Camat Klapanunggal, Ahmad Kosasih menegaskan, untuk pembangunan jembatan perlu adanya diskusi dengan pemerintah seberang(Kecamatan Citeureup). Sehingga, kata dia, nantinya hal ini dapat sedikit meringankan beban atau bahkan memperkuat rencana pembangunan tersebut.

“Jelas kalau pembangunan pakai dana desa ya mana cukup. Ini juga tidak juga 1 atau 2 miliar saja. Jadi untuk sekarang kami cari solusi dulu bersama pihak seberang,” tandasnya. (rp1/c)