Hari Pertama Tes SKD CPNS Kota Bogor, 64 Peserta Gugur

0
117
Tes-CPNS
Ilustrasi. Suasana tes SKD CPNS Kota Bogor di Gedung Tergar Beriman, Cibinong, Rabu (19/2/2020).
Tes-CPNS
Suasana tes SKD CPNS Kota Bogor di Gedung Tergar Beriman, Cibinong, Rabu (19/2/2020).

BOGOR – RADAR BOGOR, Sebanyak 64 peserta tes CPNS Kota Bogor langsung dinyatakan gugur.

Itu lantaran mereka tidak mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang berlangsung di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (19/2/2020).

Kabid Formasi Data dan Kepangkatan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Aries Hendardi mengakui, jumlah itu merupakan total dari semua sesi dalam sehari.

SKD hari pertama merangkum empat sesi. Sebagian peserta tidak hadir tanpa alasan yang jelas. “Yang telat ada dua orang,” imbuhnya.

Aries bersyukur, proses seleksi berbasis komputer atau Computer Asssisted Test (CAT) pada hari pertama berjalan lancar. Tak banyak kendala yang ditemui timnya.

Para peserta juga sudah menunjukkan iktikad baik dengan tidak membawa barang-barang berharga secara berlebihan.

“Cuma besok (hari ini) peserta harus jaga kesehatan aja,” tambahnya, melihat cuaca yang masih diliputi hujan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat secara resmi membuka pelaksanaan SKD itu.

Menurutnya, peserta wajib memenuhi jumlah passing grade agar bisa lolos ke tahap selanjutnya. Pihaknya merangkum kuota 294 formasi untuk Kota Bogor.

“Yang terpenting berdoa, fokus, konsentrasi dalam melaksanakan proses seleksi, perhatikan setiap instruksi yang diberikan dan manfaatkan secara maksimal waktu yang disediakan,” pesannya.

Kepala BKPSDM Kota Bogor, M Taufik telah memastikan, pelaksanaan tes tersebut harus berjalan dengan lancar. Ia menerjunkan personelnya dalam mengawasi jalannya tes.

Sebanyak 30 personel diturunkan untuk bersinergi dengan panselnas BKN. Tentunya, proses pengawasan terhadap jalannya tes akan berlangsung sangat ketat.

“Sebelum masuk, tentu semua peserta akan diperiksa terlebih dahulu. Kita sejak awal juga menyarankan agar tidak perlu membawa barang-barang berharga, karena tetap juga akan diamankan. Ada metal detector yang juga dipersiapkan untuk berjaga-jaga,” terang Taufik.

Selaij itu, peserta perempuan diwajibkan untuk memakai kerudung atau jilbab putih. Salah satu peserta, Cucu Kusmawati mengakui, kejadian itu sempat menimpa salah seorang peserta dari Sukabumi. Ia tidak mengetahui kalau aturan harus mengenakan jilbab putih.

“Kasihan tadi ada ibu-ibu dari Sukabumi gak tau kalau pakai kerudung putih. Untung udah beres jadi bisa gantian kerudung,” ujar Cucu.

Panitia juga mengantisipasi kejadian tersebut dengan menyediakan kerudung putih sebelum memasuki ruangan tes.

Tak hanya itu, peserta yang tidak mengenakan kemeja putih juga bisa meminjam ke pihak panitia. Itu lantaran beberapa peserta tidak memantau imbauan panitia melalui media sosial. (mam/cr3/dka/c)