Siaga Bencana, Tagana Digembleng di Sentul

0
103
Tagana
Salah seorang anggota Tagana saat melakukan simulasi membantu korban bencana di Pelatihan Penjenjangan Tagana Madya di Tagana Center Sentul, kemarin.
Tagana
Anggota Tagana saat melakukan simulasi membantu korban bencana di Pelatihan Penjenjangan Tagana Madya di Tagana Center Sentul, kemarin. Nelvi/Radar Bogor

BABAKANMADANG-RADAR BOGOR, Layaknya sedang memberikan pertolongan pertama, Taruna Siaga Bencana (Tagana) berlatih melalui simulasi membantu korban bencana.

Kegiatan ini pun disaksikan langsung oleh Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara di lokasi Pelatihan Penjenjangan Tagana Madya di Tagana Center Sentul, Kamis (20/2).

“Dengan kesiapsiagaan yang lebih, didukung dengan mitra-mitra kerja Kementerian Sosial akan lebih banyak lagi jiwa yang terselamatkan,” urai Mensos, kemarin.

Selain memberikan penanganan terhadap korban bencana, Mensos menghimbau para personel Tagana agar membekali dirinya dengan menajemen kesehatan.

“Ketika terjadi bencana, petugas kita bisa terampil mencegah jatuhnya lebih banyak korban atau mencegah korban menjadi lebih fatal,” sahutnya.

Pembekalan bidang kesehatan tersebut diperoleh Tagana melalui Pelatihan Penjenjangan Tagana bidang Manajemen Kesehatan Relawan. Keberadaan pos kesehatan relawan merupakan output dari pelatihan penjenjangan yang diperoleh Tagana.

Sekaligus sebagai wujud personel Tagana mampu memanage dan memimpin bidang kesehatan, atau minimal menjadi bekal untuk diri sendiri dan sesama Tagana. Mengingat seringkali jumlah tenaga medis terbatas di lapangan.

“Yang namanya petugas, dia harus lebih sehat dari yang diselamatkan, kalo petugas dikit-dikit sudah bengek, ingusan, batuk-batuk, saya instruksikan komandannya untuk ganti saja dengan yang lebih sehat,” sarunya.

Selain itu, Mensos juga melihat simulasi pertolongan kepada korban dan memastikan kesiapan peralatan personel Tagana ketika berada dalam situasi bencana. Beberapa peralatan yang digunakan merupakan bantuan dari CHIBA Institute of Science (CIS) Jepang.

Di lokasi yang sama, Direktur Perlindungan Sosial korban Bencana Alam (PSKBA), Rachmat Koesnadi mangatakan Penjenjangan Tagana Madya bidang Manajemen Kesehatan Relawan ini baru pertama kali dilakukan dengan melibatkan dukungan pemateri dari lembaga/organisasi dunia antara lain CIS Jepang, UN-OCHA, WFP, RedR, UNICEF hingga IOM.

“Hingga tahun 2020, jumlah personel Tagana yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 38.992 orang dengan rincian Tagana Muda sebanyak 38.332 orang, Tagana Madya sebanyak 623 personel dan Tagana Utama sebanyak 37 personil,” paparnya.

Adapun yang memiliki spesialisasi Layanan Dukungan Psikososial (LDP) sebanyak 7.190 personil, Shelter sebanyak 4.171 personil, Dapur Umum sebanyak 3.782 dan Logistik sebanyak 2.313. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring eksistensi Tagana setiap kali terjadi bencana alam. (dka/c)