Bojongkulur Masih Terendam Banjir Luapan Sungai Cileungsi-Cikeas

0
90
KEBANJIRAN: Kondisi banjir yang kedua kalinya dalam tahun ini merendam pemukiman warga di Villa Nusa Indah, Kelurahan Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Nelvi/Radar Bogor
KEBANJIRAN: Kondisi banjir yang kedua kalinya dalam tahun ini merendam pemukiman warga di Villa Nusa Indah, Kelurahan Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Nelvi/Radar Bogor

GUNUNGPUTRI-RADAR BOGOR, Banjir yang merendam sejumlah wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi diklaim akibat siklus air yang mencapai 600 meter per detik. Di Bogor, perumahan Villa Nusa Indah, Kelurahan Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, hingga kini masih terendam banjir.

Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Muhammad Adam mengatakan, banjir mengenangi delapan RW dengan ketinggian bervariasi hingga setengah meter. “Yang tergenang di spot tertentu saja, seperti di daerah cekungan dan daerah sekitar pinggiran sungai langganan banjir,” ujar Adam.

Kawasan tersebut merupakan langganan banjir jika sungai Cileungsi-Cikeas meluap. Saat ini kondisi ketinggian air telah berangsur surut. Tidak ada warga yang diungsikan akibat banjir tersebut namun beberapa warga merasa kawatir jika terjadi banjir susulan karena kondisi di lapangan yang masih turun hujan.

“Tidak ada mengungsi hanya saja warga khawatir (sungai kembali meluap), tapi sampai malam ini aman karena permukaan sungai gak tinggi, masih aman, hujan dilokasi saat ini juga gerimis,” katanya.

Sementara itu Komunitas Peduli Cikeas Cileungsi (KP2C) menjelaskan, kemarin kondisi Kali Bekasi dalam status siaga 1 sejak pukul 4:00 Wib karena tinggi muka air di pos pantau pertemuan Cikeas-Cileungsi sudah melebihi 500 cm. “Sejumlah permukiman juga sudah tergenang banjir sejak pukul 3:00,” kata Ketua KP2C Puarman.

Menanggapi itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan sungai di wilayahnya tidak dapat menampung air dan meluap ke permukiman warga yang tersebar di 12 Kecamatan.

“Jadi siklus air yang hampir 600 meter kubik per detik itu tidak bisa ditampung tidak bisa diakselerasikan. Air mencari tempat rendah dan membanjiri perumahan lama,” ujar Rahmat, Kamis (27/2).

Menurut dia, kondisi banjir di Kota Bekasi sudah tiga kali terjadi di tahun ini. Rahmat menjelaskan, dominasi banjir yang terjadi pada Selasa 25 Februari 2020 terjadi di wilayah yang dilintasi anak-anak sungai Cikeas seperti Kali Cakung, Kali Sunter maupun Kali Buaran. Sedangkan perumahan di bantaran Kali Bekasi tidak separah pada awal tahun 2020.

“Kan yang paling ditakuti itu banjirnya, banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi. Tapi kemarin justru tidak, karena air kiriman dari Bogor tidak banyak. Justru kemarin itu di DAS anak-anak sungai Cikeas,” katanya. Untuk itu, banjir kali ini tidak terprediksi sebelumnya oleh Bekasi.

Banjir terparah terjadi di wilayah DAS Cakung, Sunter dan Buaran seperti si Kompleks Dosen IKIP, Bumi Nasio Indah dan lainnya dengan ketinggian mencapai 2 meter.

Rahmat mengaku, pemerintah Kota Bekasi telah memiliki master plan drainase terkait penanganan banjir di wilayah yang dilintasi anak-anak sungai Cikeas.

Seperti bagaimana melakukan normalisasi kemudian memperbanyak embung, tandon, polder untuk menjadi tangkapan air. Untuk itu, kata dia, pemerintah tengah mencari solusi agar anak-anak Sungai Cikeas tidak lagi membanjiri permukiman warga. Saat ini, ada 11 lokasi tangkapan air.

Di antaranya, dua di Galaxy Bekasi Selatan, di Kelurahan Pengasinan, di Perumnas 3, Bendungan Koja Jatiasih, Danita Bekasi Timur, Rawapasung Kelurahan Kalibaru, Komplek Dosen IKIP, Bumi Nasio Indah, Ciketing Udik, Polder Perumahan Fajar Bekasi Selatan.(rp1/ipe/c)