CIGOMBONG-RADAR BOGOR, Proyek Double Track atau jalur ganda PT KAI berdampak pada dibongkarnya Jembatan Cigombong-Cijeruk.
Pembangunan ulang jembatan itu pun kembali menuai protes warga. Pasalnya, pembangunan menimbulkan dampak yang dinilai merugikan warga, khususnya warga yang tinggal di sekitar jembatan tersebut.
Salah satu warga RT 02/01 Desa Cigombong, Ikin mengungkapkan, warga banyak mendapatkan dampak yang merugikan. Seperti getaran dari pemasangan tiang pancang, debu yang tebal, akibat tanah galian, hingga lalu lalang kendaraan proyek.
Tak jarang, Ikin meneruskan, banjir lumpur akibat pengeboran dari pembangunan tersebut, membuat jalan di sekitar jembatan menjadi banjir lumpur. Ditambah sumur yang selama ini menjadi sumber air bersih warga, tidak bisa digunakan, lantaran tertutup oleh tanah diduga dampak dari getaran tinggi pembangunan.
Dia pun bersama warga yang merasa dirugikan telah melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua RT 02/01, untuk disampaikan ke pihak terkait. “Saya takut semakin parah, seperti genting rumah pada bergeser dan menimbulkan keretakan pada dinding rumah,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (3/3).
Sementara itu, Ketua RT 02/01 Desa Cigombong, Acem mengaku telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut, dalam hal ini PT Panggu Mas.
“Getaran ini menurut pihak proyek karena operator alat berat yang kinerjanya dianggap tidak memuaskan, pihak perusahaan juga sudah meminta agar mengganti operator atau alat berat yang kini sedang mengerjakan pemasangan tiang pancang,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga telah meminta kepada pihak perusahaan agar memperhatikan dampak lain, seperti debu yang ditimbulkan untuk segera melakukan penanganan.
“Kami sudah meminta pihak pemborong agar memperhatikan dampak yang ditimbulkan,” pungkasnya. (cr2/c)
Protes Warga:
1. Pembangunan jembatan Cigombong dampak pengerjaan jalur ganda PT KAI merugikan warga.
2. Pertama masalah debu yang membuat udara disana tak baik.
3. Kedua, getaran pengerjaan alat berat, membuat warga khawatir menyebabkan genteng berjatuhan, dinding rumah retak.
4. Getaran alat berat juga diduga telah menutup sumur sumber air yang selama ini dimanfaatkan warga karena tertutup tanah.
5. Warga pun telah melaporkan ke RT setempat.
Tindakkan RT Setempat:
1. Telah melakukan laporan ke kontraktor, PT Panggu Mas.
2. Pihak perusahaan membenarkan getaran dirasa janggal, lantaran kinerja alat berat tidak memuaskan.
3. Pihak perusahaan juga telah meminta mengganti operator alat berat.
4. RT setempat juga telah melaporkan perihal dampak pencemaran udara.