LEUWILIANG-RADAR BOGOR, Merebaknya virus corona di Indonesia, ikut berdampak pada melonjaknya harga rempah-rempah. Kondisi ini terjadi di Pasar Leuwiliang. Harga jahe saja, dari harga biasa Rp18 ribu, kini meroket hingga Rp80 ribu perkilonya.
Salah satu pedagang rempah, Karna (67) menjelaskan, kondisi ini akibat stok terbatas tapi peminat rempah banyak. Ia juga membenarkan, bahwa kondisi seperti ini juga dipengaruhi oleh berita terkait penyebaran virus corona yang sudah capai Indonesia.
Katanya, kunyit saat ini seharga Rp 30 ribu perkilo, dari awalnya hanya Rp 15 ribu perkilo. Sedangkan temulawak seharga Rp 80 ribu sekilo, jahe biasa naik menjadi Rp 60 ribu, tadinya hanya Rp 18 ribu perkilo.
“Untuk jahe merah sekarang mencapai Rp 80 ribu perkilo, awalnya hanya Rp 35 ribu. Makanya kita sendiri bingung untuk menjualnya, karena harga tinggi dan pembeli taunya murah terus,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pasar Leuwiliang Aldino membenarkan bahwa ada kenaikan harga pasar pada rempah-rempah. Namun menurutnya, harga di Pasar Leuwiliang tak setinggi pasar lainnya. “Kalau pasar lain mencapai Rp 100 ribu perkilo, kalau di kami masih normal, meskipun ada kenaikan,” tuturnya.
Dengan kondisi ini, ia berharap PD Pasar Tohaga mampu mengontrol stok barang, karena saat ini pihaknya hanya sebagai manajemen pengelolaan pasar dan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD).
“Itulah yang menjadi titik lemah kita, artinya kita hanya melihat barang masuk saja dan harga tidak tahu dan terserah pedagang untuk memasarkannya, sehingga terjadilah permainan tengkulak dengan menaikan harga tersebut,” pungkasnya. (nal/c)