CILEUNGSI-RADAR BOGOR, Warga RT1/9, Desa Dayeuh menantikan rampungnya pembangunan Tempat Pembuangan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo.
Persoalannya Pemerintah desa (pemdes) di sana tengah kebingungan dengan penumpukan sampah setinggi empat meter.
“Kami juga bingung karena dari mana saja orang yang melintas di jalan itu ada saja yang buang sampah ke sana,” kata Sekretaris Desa Dayeuh, Moh. Nazmudin kepada Radar Bogor.
Ia menjelaskan, penumpukan sampah ini menjadi persoalan sejak beberapa tahun ke belakang. Bukan tak mau memberikan solusi, ia menyebut, pemerintah desa sudah kerap kali mengimbau dan memberikan peringatan kepada warga untuk tidak membuang sampah di sana.
Meski begitu, ia menyebutkan, pihaknya juga kesulitan untuk menjawab sejumlah pertanyaan warga yang mempertanyakan sampah-sampah tersebut akan dibuang kemana.
Sedangkan sampai saat ini, kata dia, lokasi pembuangan hanya TPS Galuga dan TPPAS Lulut-Nambo tak kunjung selesai. “Ya kan cuma itu pilihannya,” bebernya.
Bukan cuma itu, ia menyampaikan, dalam waktu dekat akan mengajukan permohonan bantuan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar mau membantu mengangkut tumpukan sama di sana. “Ini juga perlu dipikirkan kembali soal anggarannya,” ungkapnya.
Sepengetahuannya, DLH tak akan memberikan bantuan secara cuma-cuma untuk pengangkutan. Tentu, sambungnya, ada biaya tersendiri agar pengangkutan dapat dilakukan.
Kepala Desa Dayeuh, Jamhali mengungkapkan, pihaknya akan terus berupaya agar penumpukan sampah di sana tidak terus menggunung. Menyusul terjadinya dampak buruk lingkungan yang menyerang kesehatan warga. “Kalau usul ke DLH perlu juga biaya. Tapi semoga saja DLH juga berbaik hati untuk membantu,” tukasnya. (rp1/c)