BOGOR-RADAR BOGOR, Ratusan rumah warga di Pamijahan Kabupaten Bogor rusak berat dan puluhan warga mengungsi, akibat gempa bermagnitudo 4,9 yang mengguncang Sukabumi, Selasa (10/3/2020) sore.
Sukabumi Kembali Diguncang Gempa, Terasa Hingga Bogor
Seperti yang dialami Khairul (20) warga Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Saat sedang asik menonton televisi. Tiba-tiba kegemparan terjadi. Tanah berguncang. Tembok rumah berderak. Khairul hanya bisa telungkup, melindungi kepala sembari bergegas lari keluar rumah. “Ibu saya hanya bisa teriak karena kaget,” kata dia.
Guncangan itu cukup lama. Sekitar 10-20 detik. Di luar rumah, suara gaduh teriak kepanikan memenuhi seantero kampung. “Ada banyak rumah yang ambruk. Temboknya jebol,” bebernya.
Laporan sementara hingga pukul 23.00 tadi malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mendata rumah rusak di Kecamatan Pamijahan, masing-masing 1 unit di Desa Gunung Bunder, 1 unit di Desa Cibunian, 6 unit di Desa Purwabakti, 1 rumah di Desa Cibitung Kulon dan 1 unit di di Desa Pasarean.
Gempabumi Tektonik Guncang Sukabumi, Warga Bogor Berhamburan Selamatkan Diri
“Itu baru data sementara. Tim reaksi cepat sekarang masih di Pamijahan,” ujar Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Budi Pranowo kepada Radar Bogor tadi malam.
BPBD belum menerima laporan secara menyeluruh mengenai jumlah rumah yang terdampak dan korban pasca gempa. Namun jika merujuk data korban dan rumah terdampak gempa dari Sekretaris Camat Pamijahan, Yudi Hartono tadi malam, jumlah kerusakan mencapai ratusan rumah. “Kerusakan bisa lebih ratusan rumah,” beber Yudi.
Gempa 5.0 SR Guncang Sukabumi, Rumah Warga Rusak Parah. Lihat Videonya
Dia menjelaskan ada enam desa yang terdampak gempa kemarin sore. Yakni Desa Purwabakti, Cibunian, Ciasihan, Gunung Bunder 1, Cibitung Kulon dan Desa Pasarean. Dari enam desa itu, kerusakan paling parah berada di Desa Purwabakti. Tercatat 33 rumah rusak berat dan 200 lebih rusak ringan. Disusul, Desa Ciasihan 22 rumah rusak.
“Sementara di Cibunian ada 19 bangunan rusak begitu juga beberapa musala. Untuk desa lain masih pendataan,” ungkap Yudi.
Hingga tadi malam, pihaknya belum menerima laporan adanya korban jiwa. Hanya, terdapat sejumlah warga yang mengalami luka-luka.
Peneliti ITB: Waspada Gempa Besar 8,7 dan Tsunami di Sukabumi
Selain membuat ratusan rumah rusak, gempa juga memaksa puluhan warga mengungsi lantaran sebagian rumah sudah tidak layak ditinggali. Seperti di Desa Purwabakti. Puluhan warga terpaksa tinggal di tenda darurat dan mengungsi di rumah kerabat.
“Ada 29 kepala keluarga yang mengungsi. Sebagian di rumah saudara. Sebagian di tenda pengungsian,” ungkap Sekretaris Desa Purwabakti, Wahyu.
Terpisah, Kapusdatinkom Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengungkapkan, berdasarkan laporan, gempa terasa di sejumlah wilayah meliputi; Kota Bogor sekitar 4-6 detik, terasa sedang hingga kuat di Kota Sukabumi sekitar 4-5 detik, terasa lemah di Kabupaten Lebak, Banten dan terasa lemah di Jakarta sekitar 5-8 detik dan terasa sedang di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Sementara ini, kata Agus, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sukabumi telah menuju ke Kecamatan Kalapa Nunggal untuk melakukan kaji cepat. TRC BPBD Kabupaten Bogor juga bergerak menuju ke Kecamatan Pamijahan untuk kaji cepat.
Menurut laporan, kendala sementara di lapangan adalah padamnya listrik di dua desa. “Tapi ini bagian dari prosedur keamanan yang dilakukan oleh PLN terkait gempa,” jelas Agus Selasa (10/3/2020) .
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat gempa yang mengguncang wilayah Sukabumi pada pukul 17.18 WIB tersebut berada pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 3,2 sekitar sembilan menit sebelum gempa susulan atau sekitar pukul 17.09 WIB. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, Asep Humaedi salah satu warga Desa Purwabakti mengatakan, saat ini ada sekitar 50 warga yang mengungsi di tenda darurat tepatnya RT 01/06 Kampung Cisalada, Desa Purwabakti.
“Ijah yang berusia 60 tahun warga RT 01/06 Kampung Cisalada mengalami luka,” ucapnya kepada Radar Bogor.
Ia mengungkapkan, hingga tadi malam untuk makanan belum ada bantuan yang masuk ke wilayahnya. Sementara itu, Sarti warga RT 02/07 Desa Ciasihan juga mengalami luka patah kaki karena gempa. (nal/dka/tau/d)