Tiap Malam Selama 20 Tahun, Warga Ciukuy Jonggol Hidup Tanpa Listrik

0
418
Ilustrasi Tanpa Listrik
Ilustrasi Tanpa Listrik malam hari.

JONGGOL – RADAR BOGOR, Selama kurang lebih 20 tahun puluhan warga di Kampung Ciukuy, Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, harus melalui setiap malam tanpa ada aliran listrik.

Ihwalnya, arus listrik di wilayah RT1/3 distribusi penerangan di sana sering kali mati saat sore hari, tepatnya setiap pukul 16.00 WIB.

“Arus listriknya gak kuat jadi memang begitu setiap harinya. Kalau sudah malam listrik enggak ada,” ujar warga RT1/3, Aep Saepullah Anwar kepada Radar Bogor, Selasa (10/3/2020).

Dia menjelaskan, rutinitas penggunaan listrik seperti ini sudah berlangsung sejak tahun 2000 silam. Bahkan sebelumnya, menurut dia, warga hanya mengandalkan lampu semprong atau lilin untuk penerangan di malam hari.

Dia beralasan, warga pun memilih untuk membeli kabel berukuran pendek agar bisa dipasangkan ke tiang listrik dekat gardu yang jaraknya kurang lebih dua kilometer.

“Dananya dari warga juga swadaya. Dulu sempat mengajukan lewat RT dan pemerintah desa, tapi gak ada tindakan sampai sekarang,” adu dia.

Menurut dia, di RT 1/3 ada sekira 50 lebih kepala keluarga (KK) yang menggantungkan kebutuhan listrik seperti ini.

Meski belum lama ini sempat mengajukan pengadaan listrik melalui pemerintah desa namun, dia mengakui, tak ada tindakan maupun respon dari pemerintahan setempat.

“Kalau bisa sih dibantu untuk ada tiang listrik di kampong ini da listriknya bisa berjalan normal,” urai dia meminta.

Dikonfirmasi terspisah, Surveyor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pelayanan Pelanggan (Ulp) Jonggol, Budi menyebutkan, lokasi kampung tersebut berjarak sekira dua sampai tiga kilometer dari gardu listrik terdekat yang berlokasi di Kampung Cihaur, Desa Singasari.

“Listrik sering mati ini karena tidak kuat. Ini kan gak langsung ke gardu,” ungkap dia.

Dia menjelaskan, padamnya listrik ketika di malam hari dikarenakan sumber arus listrik yang digunakan bukan berasal dari gardu, sehingga tak kuat untuk menampung penggunaan warga di sana.

“Ini kami sudah cek ke lokasi dan memang arus listriknya diambil dari tiang bukan dari gardu jadi tidak kuat menampung kebutuhan listrik di sini,” jelas dia.

Meski begitu, dia menyarankan, agar warga membuat penrmohonan bantuan ke pemerintah desa kemudian permohonan tersebut nantinya dapat diteruskan ke PLN melalui pengajuan desa.

Untuk diketahui, berbagai penanganan khusus PLN ULP Jonggol masih berinduk ke PLN UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Gunungputri.

Supervisior SDM dan Administrasi Umum PLN UP3 Gunungputri, Ajeng Desy Rachmawati mengatakan, untuk pengadaan listrik ke dalam desa pihaknya menyediakan program listrik masuk desa.

Untuk realisasinya, lanjut dia, perlu adanya pengajuan dari pemerintah setempat agar program dapat diberikan ke lokasi yang ditunjuk.

“Tidak ada biaya untuk program ini. Memang sudah ada dan kami sediakan tinggal menunggu pengajuan dari desa,” tandas dia. (rp1/c)