BOGOR-RADAR BOGOR, Sejak mewabahnya virus COVID-19 atau Corona di Indonesia, beberapa wilayah mengambil kebijakan untuk melakukan penanganan penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan ini.
Untuk di Kota Bogor sendiri, Walikota Bogor Bima Arya mengeluarkan instruksi untuk mengurangi kegiatan yang mengumpulkan banyak massa, serta meliburkan sekolah maupun perkuliahan mulai dari kegiatan akademik dan non-akademik.
Hal ini berdampak pula pada reuni akbar Fakultas Hukum Universitas Pakuan (FH Unpak). Semula acara bakal berlangsung pada 4 April. Dengan diawali serangkaian kegiatan pada akhir Maret. Mulai dari seminar hingga musyawarah besar (mubes) untuk memilih ketua Ikatan Alumni (IKA) FH Unpak.
“Sesuai arahan Rektor Unpak, maka saya membatalkan berbagai kegiatan yang berpotensi mengumpulkan orang banyak, seperti seminar dan termasuk reuni akbar,” ujar Dekan FH Unpak, Muhammad Mihradi kepada radarbogor.id, Senin (16/3/2020).
Terkait kegiatan perkuliahan, ada perubahan. Yakni model belajar melalui e-learning selama dua minggu dari 16-28 Maret. “Termasuk model ujian menggunakan take home test. Hal ini menghindari penyebaran virus corona,” tutur Redi-sapaan karibnya.
Redi menambahkan, hal ini memungkinkan para dosen menggunakan sistem perkuliahan e-learning. Atau memanfaatkan media sosial seperti Youtube, sehingga tatap muka dapat dikurangi. “Pada akhirnya, kami berharap badai cepat berlalu, agar proses pembelajaran dapat normal kembali,” ucapnya.
Redi dengan tegas melarang mahasiswa agar tak banyak beraktivitas di keramaian publik. Sesuai anjuran dari pemerintah. Dan memaksimalkan proses pembelajaran di rumah melalui tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen.
“Libur (perkuliahan) bertujuan untuk menahan mahasiswa di rumah, agar tak menggunakan waktunya dengan aktivitas di luar. Kecuali jika ada kepentingan yang mendesak,” tegasnya.
Sementara Rektor Unpak, Bibin Rubini meminta tiap fakultas menyediakan minimal dua unit handy sanitazer di tiap lantai, dan memperketat akses masuk ke dalam gedung perkuliahan. “Bagi mahasiswa mengalami demam, dihimbau untuk belajar di rumah. Hal serupa juga berlaku kepada dosen maupun karyawan,” tegasnya.
Namun hal itu tak mengganggu kalender akademik. Hanya metode pembelajaran lebih menyesuaikan, dengan tidak banyak melakukan tatap muka. “Termasuk bimbingan skripsi, diusahakan jangan dilakukan secara tatap muka,” pungkasnya. (rur)