Limbah Kimia di Jonggol Dievakuasi DLH, Pengungsi Perlahan Pulang

0
55
Evakuasi-Limbah
limbah yang ditimbun di wilayah Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol
Evakuasi-Limbah
Petugas DLH saat mengevakuasi limbah yang ditimbun di wilayah Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol.

JONGGOL – RADAR BOGOR, Ratusan limbah yang ditimbun di wilayah Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol mulai dievakuasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Senin (16/3/2020).

Sementara itu, meski belum sepenuhnya ratusan warga yang mengungsi akibat bau zat kimia Asam Sulfat atau H2SO4 menyengat dan membuat perih di mata ini pun sebagian memilih pulang ke rumahnya masing-masing.

“Sebagian (warga;red) sudah pulang,” kata Kepala Desa Sirnagalih, Ahmad Anwar kepada Radar Bogor, Senin (16/3/2020).

Dia menjelaskan, warga yang terdampak zat kimia ini berada di dua wilayah yaitu Rt 3 dan 4 di Rw 2, Kampung Mengker.

Dikatakannya juga, jumlah penduduk sekira 500 jiwa dari 30 kepala keluarga (KK). Meski begitu, Pemerintah Desa (Pemdes) Sirnagalih pun tetap meminta agar pihak terkait alias pemilik limbah dapat bertanggungjawab atas kecerobohan yang dilakukan.

Selain itu dia juga menyebut, akibat mengungsi aktifitas warga pun menjadi terhambat sehingga pihak terkait pun diharapkan dapat memberikan kompensasi bagi warga terdampak.

“Tutup usaha limbah tersebut karena ilegal dan berbahaya buat kesehatan dan lingkungan warga sekitar,” ungkap dia.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kabupaten Bogor, Anwar Anggana menjelaskan proses evakuasi dilakukan secara bertahap. DLH juga, kata dia, telah melakukan pembahasan evakuasi sebelumnya di Polsek Jonggol.

Menurut dia, ratusan jerigen zat kimia asam sulfat sudah menyatu dengan tanah. Hasil galian di titik lokasi penimbunan limbah, sambung dia, terdapat 11 jerigen yang pecah dari 98 jerigen yang ditemukan belum lama ini. Sedangkan, kata dia,untuk jerigen lainnya masih dalam proses penggalian. “Kami lanjutkan Selasa (17/3/2020),” ujar dia.

Dia juga menambahkan, pihaknya sudah menangani dengan cepat pencemaran udara melalui limbah sejak Jumat (13/3) lalu. Proses pemulihan lingkungan menurut dia, pun melibatkan pemerintah setempat. (reg/c)