Penyakit Miom, Obati Dulu Baru Operasi

0
61
Seminar Clinical Updates on Myoma Uteri, yang diselenggarakan RSIA Nuraida, Minggu (8/3).
Seminar Clinical Updates on Myoma Uteri, yang diselenggarakan RSIA Nuraida, Minggu (8/3).

BOGOR-RADAR BOGOR, Penyakit dapat menyerang siapa saja, tergantung dari kondisi tubuh masing-masing dan lingkungan. Penyakit tak mengenal usia maupun jenis kelamin.

Tua dan muda, pria dan wanita semua bisa terserang berbagai penyakit. Namun, ada beberapa penyakit yang hanya bisa menyerang pada wanita, salah satunya penyakit mioma uteri.

Sebagian wanita pernah mengalami penyakit miom, namun terkadang dari mereka ada yang tak menyadarinya. Penyakit miom merupakan pertumbuhan sel tumor di dalam atau di sekitar rahim atau uterus.

Penyakit miom bukan penyakit tumor ganas, namun penyakit miom terjadi karena sel otot pada rahim tumbuh perlahan secara abnormal. Penyakit ini lebih rentan menyerang wanita yang tidak atau belum pernah hamil. Sebaliknya, wanita yang sering hamil jarang terkena penyakit ini.

Owner Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Nuraida, dr Lukman Hakim Muchsin, SpOG(K), MARS mengatakan, sekitar 40-60 persen penyakit miom sangat umum ditemukan pada wanita umur hingga 40 tahun.

Miom dapat berkembang pesat atau juga agak tenang. Sifatnyapun ada yang tanpa gejala, ada pula yang menimbulkan gejala cukup mengganggu kualitas hidup.

“Pada seminar ini dipaparkan beberapa penemuan baru dalam mengobati miom. Di dunia internasional, pengobatan miom ini bergeser dari operasi ke pengobatan medikamentosa,” ucap Lukman pada acara seminar Clinical Updates on Myoma Uteri, yang diselenggarakan RSIA Nuraida, Minggu (8/3).

Turut dihadiri dalam acara itu dr. Judi Januadi Endjun, D. Ultrasound, SpOG, MH, C.Med dan Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH sebagai pemateri seminar.

Menurutnya, pengobatan medikamentosa dapat memulihkan keluhan semisal pendarahan yang berlebihan. Pengobatan ini diharapkan dapat menjadi pemulihan paling tidak sebelum operasi atau bisa jadi pilihan utama bagi wanita yang terjangkit.

“Jadi kita lakukan pengobatan medikamentosa dulu, dengan pemberian obat baru setelah itu kita akan melakukan tindakan operasi dan akan lebih mudah operasinya karena telah dilakaukan pengobatan medikamentosa tadi,” ucapnya.

Lukman menuturkan, Selama ini penyembuhan lebih banyak melalui operasi, baik operasi mengangkat miom, ataupun mengangkat rahimnya.

Yang jadi masalah bila penderita belum pernah punya anak, sedangkan miomnya luar biasa banyak atau biasa disebut multiple. Pada kasus ini, Lukman mengatakan kebanyakan dokter mengambil sikap untuk diangkat rahimnya.

“Ada juga yang tidak melakukan operasi angkat rahim seperti ada satu kasus yang saya contohkan. Jadi si pasien operasinya dua kali. Operasi Yang pertama 16 miom, lalu selang beberapa waktu masih perlu tindakan lagi karena operasi pertama kan belum sempurna, di operasi kedua diangkatlah operasi 71 miom, yang mulai dari sebesar bola tenis, telor bebek, sampai yang hanya ukuran 2cm, jumlahnya total 87,” katanya.

Sambungnya, atas operasi tersebut, Lukman mengklaim pasiennya sembuh tanpa diangkat rahimnya, hingga akhirnya bisa hamil. Padahal sebelumnya, kata Lukaman, hampir seluruh dokter menyarankan pasien tersebut untuk diangkat rahimnya.

Namun, berkat penanganan medis yang dilakukan di RSIA Nuraida, pasien tersebut berhasil diambil miom dan bisa melahirkan bayi secara normal.

Adapun ciri-ciri orang terkena mioma uteri, yakni miom itu bisa ketahuan sebelum hamil atau juga saat sedang hamil. Cirinya adalah menonjolnya perut bawah sebesar tumor, bahkan ada juga miom yang besarnya seperti orang hamil 8 bulan.

Umumnya, miom hanya ada di dinding rahim, namun ada juga miom hingga ke rongga perut. Miom tersebut dinamakan wondering miom.

Lukman mengatakan, seminar tentang mioma uteri merupakan kegiatan ilmu yang pertama dari RSIA Nuraida sebagai inisiatif atau kepedulian terhadap ilmu pengetahuan.

Lanjutnya, ia berencana akan mencanangkan miom center, mengelola keilmuannya, akan ada komisi riset, medik, legal, dan keperawatan yang solid terintegrasi agar masyarakat merasa aman dan nyaman berobat di RSIA Nuraida.(cr3/c)