BOGOR-RADAR BOGOR, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor bakal berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Lampung usai diumumkannya satu pasien dalam pengawasan (PDP) positif mengidap virus Corona (Covid-19).
Jika memang pasien tersebut mengikuti acara seminar gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston Kota Bogor pada 25-28 Februari 2020, maka akan ada Cluster Aston. Pasien 01 yang positif Covid-19 di Lampung, diketahui pernah mengikuti seminar GPIB Hotel Aston.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengaku masih belum melakukan kontak dengan Dinkes Provinsi Lampung. Mereka pun belum dapat konfirmasi terkait adanya pasien positif corona yang mengikuti seminar di Hotel Aston.
“Saya belum telusur, belum kontekek dengan Dinkes Lampung baru baca berita ya. Ada positif riwayat di GPIB saya belum telusur ke sana. Karena saya belum dapat konfirmasi,” kata Retno.
Meski demikian, jika bener di Aston, sambung Retno, pihaknya akan melakukan proses contact trashing dan melakukan penelusuran. Retno menjelaskan pihaknya telah mencoba berkomunikasi dengan panitia dan pengelola Hotel Aston.
Menurut dia, saat dihubungi kegiatan tersebut ditanggal 26-28 Februari. Sehingga seharusnya sudah lewat masa inkubasi. “Tapi kan musti tahu yang ikut di seminar itu katanya memang ratusan, saya baru sampai menghubungi Hotel Aston,” kata dia.
Retno menjelaskan, belum mendapat data lengkap para peserta yang hadir dalam seminar tersebut. Karena itu, pihaknya mengaku masih kesulitan untuk melakukan langkah penelusuran. “Tapi kami sudah hubungi Hotel Aston. Minta data dan panitianya, pesertanya siapa saja. Ada dapat nama tapi alamat gak ada,” kata dia.
Ia menjelaskan, terdapat sekira 500 orang yang terlibat dalam acara tersebut. Apalagi, kata dia, peserta bukan hanya berasal dari Bogor melainkan sejumlah daerah di Indonesia.
Retno menyatakan, pihaknya akan bekerja keras untuk menagani virus Corona apalagi usai adanya mahasiswa IPB asal Jakarta yang tinggal di Kelurahan Sempur positif corona. Sehingga, tak ada pasien positif dari Kota Bogor.
Disisi lain, Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, Pdt Kariso Rumambi menyampaikan surat edaran nomor: 9493/III-20/MS.XX tentang pernyataan majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat untuk meluruskan berita dan menginformasikan fakta kasus Covid-19 yang ditafsirkan oleh banyak orang bahwa warga jemaat GPIB sebagai Peserta Persidangan Sinode Tahunan (PST) di Bogor yang teridentifikasi positif terkena Covid-19.
“Kita semua turut prihatin dan sedang berjuang bersama mengatasi Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk negeri kita tercinta. Kondisi ini adalah pergumulan kita bersama bukan hanya pergumulan sekelompok orang,” ucapnya.
Untuk mendapat gambaran tentang kondisi beberapa warga jemaat yang diinformasikan terindikasi terinfeksi Covid-19, pihaknya telah meminta klarifikasi baik dari keluarga dan pihak terkait lainnya.
Dapat diinformasikan bahwa hingga hari ini terdapat empat orang warga GPIB yang meninggal dunia beberapa hari setelah mengikuti PST Bogor 2020. Dari keempatnya hanya dua orang yang sempat menjalani pemeriksaan Covid-19 di Rumah Sakit.
Pihak rumah sakit menyampaikan bahwa pasien yang satu terkena penyakit infeksi menular, sementara untuk pasien satu lagi dinyatakan tidak terinfeksi Covid-19.
“Terdapat empat warga jemaat GPIB yang dinyatakan positif Covid-19 dan berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Keempatnya sedang dirawat di RS dan keadaan mereka dinyatakan stabil,” ucapnya.
Selain itu, terdapat dua orang warga jemaat yang saat ini di rumah sakit sedang menjalani tahapan isolasi tetapi belum ada penjelasan resmi dari pihak rumah sakit apakah positif Covid-19 atau tidak.
“Satu orang pasien positif Covid-19 di Solo Jawa Tengah yang diberitakan meninggal dunia pada Rabu 11 Maret dipastikan bukan anggota GPIB dan tidak terkait sama sekali dengan PST Bogor 2020,” ucapnya.
Majelis Sinode GPIB telah menerbitkan Surat Penggembalaan dan pesan cepat lisan, yang berisikan dukungan moral serta himbauan praktis bagi seluruh jemaat GPIB, dalam rangka menyukseskan program Pemerintah mencegah penyebaran Covid-19, untuk melakukan cek kesehatan dan menginformasikan kondisi kesehatannya kepada Ketua Majelis Jemaat setempat dan kepada Majelis Sinode kepada semua peserta PST Bogor 2020.
“Bagi yang merasa memiliki gejala klinis mirip gejala Covid-19 disarankan untuk periksa lebih jauh di Rumah Sakit. Sampai saat ini, pada umumnya para pendeta yang kembali dari PST Bogor 2020 dalam keadaan sehat,” ucapnya.
“Kami juga menghimbau agar jemaat-jemaat melakukan social distancing dengan cara: meniadakan untuk sementara hampir seluruh kegiatan rutin jemaat, minimal mulai tanggal 18 Maret hingga awal April 2020,” tukasnya.(ded)