BOGOR – RADAR BOGOR, Kabar duka datang dari dunia kesehatan Tanah Air di tengah upaya melawan virus corona (Covid-19).
Salah satu dokter bedah senior dari Universitas Indonesia yakni dokter Djoko Judodjoko meninggal dunia pada Sabtu (21/3/2020).
Dokter yang menimba segudang ilmu kedokteran di berbagai universitas ternama di Indonesia dan luar negeri itu, berpulang setelah terinfeksi Covid-19.
Lalu, siapa sebenarnya dokter Djoko? Data yang dihimpun radarbogor.id, dr Djoko merupakan sosok dokter yang menimba ilmu di berbagai universitas. Baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pada 1976, Dokter Umum : Fakultas kedokteran, Universitas Indonesia. Lalu pada tahun 1984, Microsurgey of the Cerebro Vascular Disease, The Fujita Health University, Japan.
Kemudian pada 1985, beliau pernah menimba ilmu di Microsurgery of the Skull Base Tumor, di The Nordstadt Krankenhaous Hannover.
Lalu pada 1986, mengambil Dokter Spesialis Bedah Saraf, Universitas Padjajaran.
Kemudian pada 1992 di Posterior Spinal Fusion Surgery training, di Royal Perth Rehabilitation Center dan pada 1995, Stereotactic Functional Neurosurgery training, di Gunma University, Japan.
Berlanjut pada 1995 di Microsurgery of the Cerebral Aneurysm training, di The Research Institute for the Brain and Blood Vessel, Akita, Japan.
Pada 2002 beliau menimba ilmu di Endoscopic Spine Surgery training, di University of Bordeaux, Perancis dan Spine Surgery and Instrumentation training, di St. Louis University, Missouri USA.
Tahun 2003, Endoscopic Spine Surgery training, di Allegheny General Hospital, Pittsburgh, USA.
Di tahun yang sama, ia menimba ilmu di Spine Surgery and Instrumentation training, di Uniformed Service University for the health sciences, US Navy, Bethesda USA.
Kemudian tahun 2005, di Spine Surgery and Instrumentation training, di The Cleveland Clinic Foundation, USA.
Sedangkan di Situs alodokter juga mencatat, dr Djoko merupakan dokter bedah yang berpraktik di Bogor Medical Center.
Almarhum memiliki beberapa pengalaman sebagai dokter bedah di beberapa rumah sakit, seperti Mayapada Hospital, Siloam Hospital, dan Elang Medical Center, Sentul, Bogor. Juga pernah menjadi ketua IDI Kota Bogor.
dr Djoko juga tergabung dalam Ikatan Ahli Bedah Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia.
Selain menempuh profesi Kedokteran Umum di Universitas Indonesia pada 1976 dan Spesialis Bedah Saraf di Universitas Padjadjaran pada 1986.
Dokter Djoko juga memiliki pengalaman menempuh pendidikan informal seperti program Microsurgery of the Skull Base Tumor, di The Nordstadt Krankenhaous Hannover pada 1985 dan Posterior Spinal Fusion Surgery training, di Royal Perth Rehabilitation Center pada 1992. (all)