Drainase Pebatasan GMR-Harvest City Cileungsi Jadi Penyebab Banjir

0
285
Gorong-gorong yang berbatasan dengan perumahan Harvest City itu tidak berfungsi
Gorong-gorong yang berbatasan dengan perumahan Harvest City itu tidak berfungsi.

CILEUNGSI–RADAR BOGOR, Pengelola Perumahan Grand Mekarsari Residence (GMR) Cileungsi, Kabupaten Bogor, mengkliem telah mengantongi izin pembangunan dan operasi perumahan dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

“Sudah dong kalau belum masa kami bisa beroperasi seperti ini. Dan pengajuannya juga dengan site plan yang seperti ini,” kata Promosi Perum GMR Cileungsi, Dede Nurman kepada Radar Bogor.

Dia mengatakan, belakangan sejumlah pihak mempertanyakan hal tersebut lantaran perumahannya sering dilanda banjir. Bencana di musim hujan seperti itu, menurut dia, bukan hanya terjadi di perumahannya melainkan, di sejumlah perumahan lainnya di wilayah timur Kabupaten Bogor pun sering dilanda banjir.

“Ini juga karena ada gorong-gorong yang berbatasan dengan perumahan Harvest City itu tidak berfungsi. Jadi sering air yang ditampung di sana meluap dan masuk ke rumah warga di Cluster Jacfruit kami,” beber dia.

Bukan Cuma di GMR, dia menyebutkan, banjir akibat drainase yang tidak berfungsi ini mengakibatkan banjir ke permukiman warga desa yang berada di belakang perumahannya. “Banjirnya sampai ke perkampungan warga juga. Di Cluster Jucfruit juga gak semua blok terkena banjir,” ujar dia.

Solusi menangani banjir di sana, GMR saat ini sedang membangun kolam retensi di Blok J. Di sana, lanjut dia, jumlah rumah sebanyak 200 unit.

Tidak seluruhnya terdampak banjir. Untuk yang terdampak banjir di blok yakni hanya empat blok yang terendam. “J10, 9, dan 14 saja yang terdampak banjir di cluster ini,” papar dia.

Dalam waktu dekat ini, dirinya menguraikan, kolam retensi menjadi solusi untuk mengatasi banjir yang seringkali melanda warganya. diperkirakan proses pembangunan bakal selesai dalam sepekan ke depan. “Melihat kondisi cuaca juga ya. Target sih dan paling cepat ini seminggu kelar pembangunan,” urai dia.

Anggota Komisi III FPK DRPD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni menegaskan, seharusnya pemerintah setempat dan pihak pengembang perumahan lebih peduli mendengar keluhan warganya. “Di sini, pihak kecamatan dan DPKPP mestinya bisa menjembataninya juga pengembang,” kata dia.

Dia menuturkan, sepengetahuannya drainase yang berakhir di kolam resapan seperti itu kapasitasnya terbatas sehingga di musim hujan seperti ini tidak dapat menampung buangan air hujan. Menjadikan bencana banjir terus terjadi di wilayah tersebut.

“Setahu saya memang dari awal perumahan ini tidak jelas pembuangan airnya. Juga yang menjadi tanda tanya besar ini kenapa keluar ijin dan site plannya dengan kondisi seperti itu?,” ujar dia mempertanyakan.

Dia mengungkapkan, solusi terkait permasalahan ini seharusnya ada pembuangan air hingga ke sungai besar. Atau kolam resapan diperbesar oleh pihak pengembang.

“Dan itu harus dibicarakan dengan pihak Harvet yang memiliki saluran itu. Saya juga heran itu dulunya perumahan Grand Mekarsari dan Harvest ada sungai alam yang mengaliri persawahan. Dan itu nyambung terus lah kenapa sekarang terputus oleh batas tanah keduanya?,” beber dia.

Sebelumnya, Warga Perumahan Mekarsari Residence, Blok J, Cluster Jacfruit, Rama (45) mengaku banjir kembali terjadi di wilayahnya. Menurut dia, banjir tersebut akibat pembendungan drainase yang dilakukan oleh pihak Harvest City Cileungsi. “Itu dibendung sama mereka jadi airnya meluap ke permukiman warga,” kata dia kepada Radar Bogor akhir pekan kemarin (15/3).

Dia menuturkan akibat air terus meninggi hingga memasuki rumah, warga pun berinisiatif untuk membobol bendungan di drainase yang berbatasan dengan Grand Mekarsari Residence. “Karena sudah masuk ke rumah warga jadi terpaksa kami bobol agar airnya sedikit mengalir,” ungkap dia.

Menurut dia, bencana banjir yang terjadi ini menjadi rutinitas lantaran drainasi tersebut tidak berfungsi dengan baik sehingga berkali-kali air pun meluap dan masuk ke permukiman warga.

Pemerintah dan pihak pengembang, kata dia, sampai saat ini pun tidak ada tindakan penanggulangan banjir yang terjadi terus-menerus. “Pengembang terutama. Tidak ada tindakan dari mereka. Padahal warga sudah memohon berkali-kali,” tukasnya.(reg)