Pemdes Dayeuh: Satu Keluarga Berstatus ODP Covid-19

0
10041
Kantor Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Kantor Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

CILEUNGSI–RADAR BOGOR, Pemerintah Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, merasa pusing lantaran dampak yang ditimbulkan dari kesalahannya memberikan informasi terkait virus korona atau Covid-19 belum lama ini.

Efeknya, sejumlah warga di sana pun mulai panik. Warga takut wilayah desa menjadi lokasi penyebaran virus mematikan asal China tersebut. “Iya salah informasi,” kata Sekretaris Desa Dayeuh, Moh. Nazmudin kepada Radar Bogor, Rabu (25/3/2020).

Menurut dia, bukan hanya warga, sejumlah pihak baik pabrik dan perusahaan yang berada di sekitar Desa Dayeuh ikut merasakan kepanikan tersebut. Lantaran sebelumnya Moh menyatakan, satu keluarga di wilayahnya yang disebut berstatus Pasien Dalam Pemantauan (PDP) Covid-19 adalah salah.

Satu Keluarga di Cileungsi PDP Corona, Pemdes Butuh Alat Pencegahan

Dia menjelaskan, satu keluarga terdiri dari empat orang. Pasangan suam-istri dan kedua anaknya itu berstatus ODP (orang dalam pemantauan) dan bukan PDP. “Ternyata statusnya ODP dan bukan PDP. Jadi jangan begitu panik. Ini kami klarifikasi,” jelas dia.

Menurut dia, kabar tersebut didapatkan dari salah satu rumah sakit yang berada di Kabupaten Bogor. Satu keluarga itu pun telah menjalani perawatan di sana.

Sehingg untuk saat ini, kata dia, mereka tengah menjalani tahap isolasi mandiri selama 14 hari terhitung sejak 23 Maret 2020. “ODP ringan saja. Dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya,” ungkap dia.

Dia menegaskan, warga tidak perlu panik yang berlebihan akibat salah memberikan informasi. Sebabnya pemerintah desa saat ini telah memiliki 10 tabung berisi 8 liter cairan disinfektan yang akan disemprotkan ke seluruh rumah warga. “Dapat bantuan dari PT. Surya Raya Raberindi (SRI), Desa Dayeuh,” tegas dia.

Meski pun masih kurang, dia memastika penyemprotan akan tetap dilakukan. Selain itu, kata dia, ditargetkan seluruh rumah warga tidak akan terlewat dari penyemprotan tersebut.

“Jadi warga jangan terlalu panik berlebihan untuk saat ini. Kami tersebut mencarikan solusi untuk bersama-sama melawan virus tersebut. Warga juga diminta agar dapat berkerjasama dan mengikuti arahan pemerintah,” pintanya.

Menyikapi hal ini Kepala Desa Dayeuh, Jamhali Bj menambahkan, warga diharapkan tetap mengikuti himbauan yang telah diberikan oleh pemerintah desa belum lama ini.

Warga diminta untuk tidak keluar rumah selama waktu yang tidak ditentukan. Kebersihan pun tetap harus dijaga khususnya sekitar rumah warga. “Melarang adanya kegiatan warga yang bersifat memicu kerumunan,” tambah dia.

Dia menyebut acara seperti hajatan, tabligh akbar, dan lainya yang selama ini mampu ditangani pemerintah desa turut ditunda. “Untuk saat ini kegiatan tersebut dilarang. Salah satu pencegahan virus,” beber dia.

Disampaing itu, dia turut mengaku, bantuan yang didapatkan berupa alat kesehatan ini tepat waktu. Menyusul kekhawatiran suasana warga desa dan keuangannya. “Kami belum punya alat itu. Jadi tepat,” akunya.

Lebih lanjut, HRD PT. SRI, Semut S menegaskan, seluruh alat tersebut akan segera dikontribusikan kepada anggota Karang Taruna (Katar) Desa Dayeuh.

Disusul para ketua RT setempat yang terdata belum memiliki alat tersebut. “Akan segera dikontribusi sama Katar desa dan RT yang belum punya,” singkat dia. (reg)