CISARUA-RADAR BOGOR, Pandemi Corona mengubah kawasan super macet Puncak 180 derajat.
Puncak Mati Suri. 68 Hotel Tutup, Ribuan Karyawan Dirumahkan
Jalanan tampak lengang. Tak ada antrian kendaraan keluar masuk hotel, kawasan wisata juga restoran dan rumah makan sepi sekali.
Sekumpulan Polingga di persimpangan jalanpun tak ada. Pun sirene motor dan mobil patwal polisi lalulintas, tak terlihat mondar mandir membuka atau menutup jalan. Maupun mengawal kendaraan yang terjebak kemacetan jalur Puncak.
Ya, semuanya sudah tidak nampak selama satu pekan ini. Kawasan Puncak seperti kota mati.
Dampak Corona, Cimory Hingga Warteg di Kawasan Puncak Juga Tutup
Pun dengan segerombolan pemotor touring. Hening, tak ada satupun iring-iringan touring sepeda motor yang biasanya mengular dan meliuk-liuk di tikungan Jalan Raya Puncak.
Juga dengan Puncak Pass. Selasa (31/3/2020) siang udara di sana lebih sejuk. Tak ada bau sangit menyengat kanvas kopling maupun rem.
Kanan kiri lapak PKL juga sepi. Tak ada kendaraan yang memarkir untuk mampir.
“Seharian paling cuman dua sampai tiga orang. Itu juga hanya beli kopi. Beli makan gak ada,” keluh Yanti (31) salah satu PKL pinggir jalan di kawasan Puncak Pass kepada radarbogor.id Selasa (31/3/2020).
Dalam, sehari ia hanya mendapatkan uang Rp15 ribu. “Paling banyak Rp25 ribu,” tukasnya. (all)
https://youtu.be/DfJrvpirSEw