Proyek Double Track Bikin Rumah Warga Cijeruk Retak hingga Ambruk

0
167
Double-Track
Warga Kampung Maseng menunjukkan rumah yang mengalami retak akibat proyek double track atau jalur ganda. FOTO : SEPTI/RADAR BOGOR
Double-Track
Warga Kampung Maseng menunjukkan rumah yang mengalami retak akibat proyek double track atau jalur ganda. FOTO : SEPTI/RADAR BOGOR

CIJERUK – RADAR BOGOR, Proyek pembangunan double track atau jalur ganda Bogor – Sukabumi untuk kali kesekian dikeluhkan warga.

Kali ini, keluhan datang dari warga di Kampung Maseng, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk yang rumahnya mengalami retak bahkan ambruk.

Syamsul Huda, salah seorang warga Kampung Maseng Rt 02/08 mengeluhkan kondisi rumah yang ditempati keluarganya itu karena mengalami retak akibat getaran alat berat yang sedang melakukan cut and fill proyek double track tersebut.

“Tidak hanya retak, sebagian bangunan juga ada yang ambruk,” ungkapnya kepada Radar Bogor, akhir pekan kemarin.

Ia mengaku sudah melaporkan kepada pihak pelaksana proyek pemerintah tersebut, namun dirinya tidak mendapat jawaban bahkan pelaksana proyek terkesan tidak menggubris sama sekali.

“Malah kata pelaksana, tidak ada untuk ganti rugi kerusakan rumah warga,” kata Syamsul menirukan ucapan pelaksana.

Selain menuntut ganti rugi atas kerusakan rumah, Syamsul pun merasa tidak dihargai sebagai warga yang juga korban dari proyek Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian tersebut.

Syamsul mengungkap, harusnya sebelum ada pengerjaan baik pelaksana ataupun dari PT KAI, mengajak musyawarah terlebih dulu dengan warga yang akan terkena dampak.

“Jangankan minta izin lingkungan, mengajak kami sebagai warga untuk musyawarah saja tidak pernah,” paparnya.

Persoalan lain yang membuat warga di Kampung Maseng Rt 02/08 resah, yakni akses jalan utama mereka beraktivitas. Hal itu lantaran jalan yang setiap hari warga lalui, telah ditutup pelaksana proyek.

“Kami bingung harus bagaimana, jalan saja sudah ditutup tanpa ada sosialisasi kepada warga,” tutur Syamsul

Ia berharap, pemerintah pusat atau daerah termasuk PT KAI, memperhatikan keberadaan warga yang semenjak adanya proyek double track mengalami kerugian materil maupun moril.

“Kami bukan mau menghalangi program pemerintah, tapi pemerintah juga harus memperhatikan warga dan bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialami,” tukasnya.

Sementara, di lokasi cut and fill proyek pembangunan double track di Kampung Maseng, tidak ada satupun pekerja yang mau memberikan keterangan terkait keluhan warga tersebut. (cr2/c)