Tim Medis Covid-19 Mulai Kewalahan, RS Darurat di Kemang Disiapkan

0
777
Ilustrasi Pasien Corona
Ilustrasi Pasien Corona
Ilustrasi Pasien Corona
Ilustrasi Pasien Corona.

CIBINONG – RADAR BOGOR, Korban Covid-19 (Corona) terus bertambah di Kabupaten Bogor. Masalah tersebut, berbanding terbalik dengan jumlah dokter yang bertugas.

Bupati Bogor, Ade Yasin mengakui, jumlah dokter yang ada tak sebanding untuk mengatasi permasalahan pandemi.

Namun, Ade mengklaim, RS di Kabupaten Bogor sudah cukup bisa diandalkan. Terbukti, kata dia, 11 pasien positif Covid-19 sudah bisa disembuhkan. Akan tetapi, jika pasien terus bertambah, maka rumah sakit dan tenaga medisnya tidak akan mencukupi.

“Yang pasti, dokter dan perawat kita sudah kewalahan. Di Kabupaten Bogor, jumlah dokter hanya 2.238 orang. Angka ini, sangat jauh dari ideal, mengingat penduduk yang berjumlah sekitar 5,8 juta jiwa. Jika dikalkulasi, maka satu dokter di Kabupaten Bogor harus menangani sekitar 2.500 orang,” papar Ade, kemarin.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini ada 823 dokter umum, 345 dokter spesialis, dan 139 dokter gigi. Dokter paru, yang menjadi garda terdepan menangani pasien Covid-19 justru jauh lebih sedikit. Hal itu tentu menjadi salah satu kendala dalam menghadapi pandemi wabah Covid-19.

“Masalah semakin pelik karena persebaran dokter, perawat, puskesmas, dan tempat tidur di rumah sakit juga tidak merata. Peralatan mereka juga terbatas sehingga amat rentan terserang virus mematikan itu,” paparnya.

Pemkab Bogor, sambung dia, telah mengambil ancang-ancang untuk menyiagakan RS Darurat di Kecamatan Kemang. RS tersebut, bakal menjadi alternatif mengatasi pasien-pasien yang membeludak. Tak tanggung-tanggung, pemkab telah menganggarkan sekira Rp17 miliar dari realokasi APBD.

Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan juga sempat mengutarakan, kapasitas rumah sakit memang sudah tidak memungkinkan menampung lebih banyak pasien.

Sebagian besar ruangan di rumah sakit, khususnya RSUD, sudah mencapai batasnya. Satu-satunya alternatif membantu para nakes dengan menyiapkan RS Darurat.

Namun, kata dia, sumber daya manusia yang dibutuhkan juga belum memadai.

“Dokternya ini kan juga harus ada rekrutmen baru. Tidak boleh yang lama, karena kan nanti kita malah kekurangan lagi lah (untuk di rumah sakit yang sudah ada),” pungkasnya. (mam)