Prihatin! Begini Nasib 1600 Pengrajin Sepatu di Ciomas Akibat Pandemi Covid-19

0
35
Sepatu Ciomas
Sofyan/ Radar Bogor POTENSI: Pengrajin sepatu di Kecamatan Ciomas terus berkembang, namun tetap harus didukung pemerintah.
Sepatu Ciomas
Satu pengrajin sepatu di Ciomas. Sofyan/ Radar Bogor

CIOMAS-RADAR BOGOR, Ramadan tahun ini terasa berbeda bagi Eman (40) warga Desa Pagelaran Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

Pengerajin alas kaki sepatu dan sandal itu tak lagi beroperasi. Ia gulung tikar terdampak Pandemi Covid-19.

Ia pun bingung. Tak tahu lagi nasibnya selama Ramadan ini. Terlebih saat lebaran tiba nanti. “Iya saya pasrah. Mau gimana lagi. Keadaan begini,” katanya kepada radarbogor.id.

Padahal, Ramadan dan lebaran menjadi lumbung rupiah bagi para pengerajin alas kaki sepatu atau sandal di Ciomas. Termasuk pengerajin rumahan seperti dirinya.

Orderan setiap Ramadan dna Lebaran bisa dua sampai tiga kali lipat dibanding bulan lainnya. Namun, untuk tahun ini benar-benar sepi.

Nasib inipun dialami oleh 1.600 pengerajin sepatu dam sandal di Kecamatan Ciomas. Pemerintah Kecamatan Ciomas memastikan pandemi Covid-19 membuat 80 persen pemgerajin sepatu dan sandal di Ciomas terdampak.

“Dari 2000 pengerajin ada 80 persen yang terdampak. Sekitar 1600 pengerajin sepatu dan sandal,” ujar Camat Ciomas, Chairuka Judyanto kepada radarbogor.id Selasa (28/4/2020).

Chairuka mengaku, kondusi ini sangat sulit bagi para pengrajin. Ia kerap mendapatkan keluhan dari pengrajin akibat pandemi Covid-19 ini.

Untuk itu Pemerintah Kecamatan Ciomas memasukan para pengrajin sepatu dan sandal, khusunya UMKM rumahan seperti pengelem sepatu mendapatkan bantuan sosial.

“Saya sudah perintahkan kepada lurah dan kepala desa untuk mendata mereka yang terdampak,” tukasnya. (all)