CILEUNGSI-RADAR BOGOR, Di saat pemerintah wilayah sedang bersemangat menjaga keluar-masuknya pendatang maupun warganya di perbatasan wilayah, masih ada maling yang memnfaatkan kesempatan.
Pasalnya, hilangnya sejumlah fasilitas di check point perbatasan Kabupaten Bogor dengan Bekasi, Desa Pasirangin, Kecamatan Cileungsi, menggambarkan sulitnya mengubah pola pikir sebagian pihak agar mau bersama memutus mata rantai kasus Covid-19.
Kepala Desa Pasirangin, Kecamatan Cileungsi, Ismail menjelaskan fasilitas yang hilang yakni beberapa kursi di posko check point pertama.
Jaraknya sekitar 2 kilometer dengan kantor Desa Pasirangin. Posko tersebut pun, sambung dia, menjadi lokasi bertepatan dengan wilayah Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Bekasi.
Dia menilai, kondisi di posko tersebut pun sangat memprihatinkan. Ditambah dengan hilangnya sejumlah fasilitas untuk para petugas yang berjaga selama penerapan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Di sana memang tidak ada posko sebetulnya tetapi kami siapkan bangku seadanya. Sayangnya hilang entah kemana,” kata dia kepada Radar Bogor, kemarin (13/5).
Menurut dia, sejauh ini kendala penerapan PSBB di wilayahnya yakni tempat dan prasarana. Lokasinya pun sangat jauh dari permukiman warga. Pemerintah Desa Pasirangin, lanjut dia, hanya menempatkan beberapa meja dan bangku untuk para petugas berjaga di lokasi tersebut.
Akibat hilangnya sejumlah fasilitas yang berada di titik check point pertama, kata dia melanjutkan, pihaknya pun memindahkan titik check point tepat di depan kantor desa.
“Di depan kantor desa ini kami buatkan posko untuk para petugas berjaga di sana selama PSBB berlangsung,” ujar dia.
Meski tak menjadi soal, dia menghimbau, masyarakat dapat lebih bersimpati lagi selama penerapan PSBB dilakukan. Mengingat wabah Covid-19 masih terjadi di sejumlah wilayah kabupaten.
Nantinya, kata dia, posko check point di Jalan Raya Cileungsi – Setu ini dapat menerapkan PSBB dengan lancar. “Jangan sampai ada musibah seperti itu lagi,” tandas dia.(reg)