CISARUA-RADAR BOGOR, Pandemi Covid-19 tidak saja berdampak pada manusia. Namun, sejumlah satwa yang berada di lingkungan konservasi pun terdampak. Tak sedikit kebun binatang atau konservasi satwa kesulitan untuk kebutuhan pakan satwa.
Senin (18/5/2020) radarbogor.id pun mencoba melihat kondisi konservasi satwa yang ada di Kabupaten Bogor. Yakni, Taman safari Indonesia (TSI) Cisarua, Puncak Kabupaten Bogor.
Di kawasan konservasi satwa terbesar itu jauh lebih beruntung. Tidak ada satwa yang kelaparan. Semua kebutuhan pakan satwa terpenuhi.
Direktur TSI, Jansen Manansang menuturkan, dampak pandemi Covid-19 berdampak pula pada satwa. Namun, ia memastikan seluruh satwa yang ada di TSI tercukupi.
“Selama Pandemi Covid 19 ini memang ada pengurangan belanja pakan satwa berkisar 30-40 persen untuk penghematan, namun bukan pengurangan pakan,” ujar Jansen Manangsang saat ditemui radarbogor.id Senin (18/5/2020).
Pria yang pernah menjabat sebagai President SEAZA (South East Asian Zoo Association) itu menuturkan, pemangkasan yang dilakukan adalah pemangkasan belanja pakan satwa. Namun tidak mengurangi porsi pakan.
“Meski situasi sedang pandemi, tidak ada pengurangan pakan satwa. 30-40 persen yang dipangkas tersebut tertutup oleh bantuan dari para pecinta satwa. Mereka memberikan donasi,” tuturnya.
Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan pakan satwa, Jansen memaparkan, TSI melakukan langkah-langkah berbasis lingkungan alam.
Beberapa di antaranya adalah dengan memberdayakan karyawan melakukan penanaman sayuran dan buah-buahan.
Dimana sebagian besar karyawan melakukan pengambilan rumput yang ada di lahan seluas 260 hektare, serta pengambilan daun-daunan kaliandra dan batang pohonnya untuk dijadikan pagar.
“Sedangkan untuk satwa pemakan daging atau karnivora, TSI mendapat donasi berupa telur, daging, ayam, roti, dan sayuran,” tuturnya.
Oleh sebab itu, pria yang pernah menjadi pemain sirkus itu menjamin satwa tetap dipelihara meski kunjungan TSI telah ditutup untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 di tempat keramaian.
“Pemberian pakan dan pemeriksaan kesehatan tetap dilakukan untuk menjamin kesejahteraan satwa di Lembaga Konservasi,” paparnya.
Jansen menjelaskan, terdapat lima domain animal welfare. Yakni satwa bebas dari rasa lapar dan haus, serta mendapat makanan cukup dan seimbang.
Lalu, satwa bebas dari kandang sempit, bebas dari stres, bebas dari rasa sakit, dan bebas dari perilaku normal. “Lima domain animal welfare ini semuanya ada di TSI,” jelasnya. (all)