CILEUNGSI-RADAR BOGOR, Tak sedikit masyarakat yang mengeluh siklus perekonomiannya mulai menurun akibat Pandemi Covid-19. Sehingga pemerintah dituntut agar dapat membantu warga selama wabah tersebut berlangsung.
Seperti diketahui pemerintah pusat mengambil sikap untuk memberikan bantuan sosial kepada warga terdampak di sejumlah wilayah. Di timur Kabupaten Bogor, Bantuan Presiden (Banpres) berupa sembako mulai didistribusikan kepada masyarakat.
Meski demikian, keluhan masih terus terjadi lantaran tak semua warga terdampak siklus mendapat bantuan tersebut. Pemerintah Desa Pasirangin, Kecamatan Cileungsi membenarkan hal ini. Mereka mengakui bantuan yang diberikan tak sesuai dengan jumlah warga terdampak.
“Kalau dibilang kurang ya betul kurang. Karena jumlah penerima yang ditetapkan pemerintah tak memenuhi semua warga yang terdampak,” kata Kepala Desa Pasirangin, Ismail Haji Sobari, Senin (18/5).
Dia menjelaskan, dari 85 RT ada 36 Kepala Keluarga (KK) mendapatkan Banpres. Sementara rata-rata jumlah KK per RT 150 sampai 300 KK. Sedangkan, hampir seluruhnya perekonomian warga terdampak sejak wabah Covid-19 mulai menyebar dua bulan terakhir ini.
“Berbicara soal terdampak ya semua warga juga terdampak di sini. Sedangkan kami membagikan sesuai kuota yang telah ditentukan pemerintah pusat,” jelas dia.
Pada kenyataannya, dia menyebut, jika digabungkan secara merinci terdata warga yang mendapat bantuan sekitar 70-75 per RT. Keseluruhan di Desa Pasirangin, sambung dia, ada 13 RW dan 85 RT.
Bukan cuma Banpres, dia mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor pun baru saja (16/5) memberikan bantuan serupa bagi warganya. Sayang, kata dia, bantuan tersebut terbagi untum 30 KK per RT.
“Baru saja turun (diterima) sudah mulai kami alokasikan kepada warga yang membutuhkan. Pembagian dari mulai Sabtu (16/5) kemarin. Hari ini (17/5) pun pembagian masih berlanjut,” ungkap dia.
Dari 30 KK penerima bantuan Pemkab, dia menguraikan, per KK mendapat 30 kilogram beras. Total keseluruhan Pemkab Bogor menggelontorkan 86.070 kilogram beras di Desa Pasirangin.
“Untuk ini kuotanya ada 2869 KK. Kami langsung bagikan melalui posko covid – 19 tingkat RW kemudian team relawan menyalurkan ke penerima manfaat dengan didampingi RT RW,” urai dia.
Meski pun terdapat banyak kekurangan lantaran banyak warga terdampak tak mendapat bantuan, dia meminta, warga dapat memahami kondisi bantuan tersebut.
Dia meminta masyarakat dapat memaklumi keterbatasan pemerintah dalam menyikapi persoalan ekonomi di sejumlah wilayah. Pasalnya, di tengah kondisi seperti saat ini kemungkinan kecil pemerintah bisa mengakomodir seluruh warga di belahan Bumi Tegar Beriman.
“Ya minimal yang betul-betul membutuhkan bantuan sudah bisa dibantu dengan bantuan ini. Kami harapkan masyarakat dapat mengerti kondisinya. Pemerintah Desa Pasirangin juga berterimakasih kepada Pemkab Bogor maupun pusat telah memberikan bantuan,” tandas dia.
Di lain tempat, Pemerintah Kecamatan Klapanunggal mengklaim ada 20.000 warga terdampak perekonomiannya saat kondisi wabah covid-19 masih berlangsung.
Camat Klapanunggal, Ahmad Kosasih mengatakan, penerima bantuan sesuai penetapan yang dibuat pemerintah, untum bantuan presiden (Banpres) 6010 Kepala Keluarga (KK), Bantuan Pemerintah Kabupaten Bogor(Bantuan Bupati), kata dia, 5056 KK. “Iya ini memang belum semua mendapatkan. Karena bantuannya pun belum semuanya diberikan,” ujar dia.
Dia menuturkan, total jumlah penerima bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) yakni 1528 KK. “Kan di sini itu PKH juga mendapat bagian. Contohnya dari biasanya dapat Rp. 100 ribu bertambah menjadi Rp. 200 ribu per KK. Total PKH dan BPNT sebanyak 5706,” tutur dia.
Dia berharap, masyarakat yang mengalami kesulitan perekonomian akibat covid-19 dapat segera teratasi dengan adanya beberapa bantuan yang mulai perlahan diberikan.
“Berharap tertanggulangi baik oleh bantuan pemerintah maupun swadaya gotong royong masyarakat. Semua punya peran masing-masing dan tetap harus bekerjasama,” pungkasnya.(reg)