Luput dari Perhatian, Baznas Janji Bangun Rumah Guru Ngaji yang Tinggal di Kandang Angsa

0
30
Imas bersama keluarganya tinggal di bekas kandang angsa.
Imas bersama keluarganya tinggal di bekas kandang angsa.

CIBINONG-RADAR BOGOR, Kondisi keluarga Imas Romdona, yang terpaksa tinggal di gubuk bekas kandang angsa di RT03/08, Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, ruppanya luput dari perhatian Pemkab Bogor.

Namun, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bogor mengaku telah menyambangi rumah dari guru ngaji itu, Selasa (19/5). Mereka memberikan bantuan berupa tiga paket sembako dan uang tunai sebagai biaya hidup untuk sementara.

Komisioner Bidang Pendistribusian Baznas Kabupaten Bogor, Asep Saepudin membenarkan, kondisi guru ngaji itu memang sangat memprihatinkan. Ia pun baru tahu dengan kondisi tersebut di lapangan.

Oleh karena itu, pihaknya bakal mengupayakan perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) pasca Coivid-19. Tak ketinggalan, bantuan pendidikan untuk anak-anaknya.

“Baznas memang ada program bantuan untuk guru ngaji, 25 orang per desa dan kelurahan (selama masa pandemi Covid-19). Namun, apakah ibu ini masuk atau tidak, saya tidak tahu rinciannya. Karena itu biasanya yang data tingkat RT/ RW,” papar Asep.

Ketua RT03/08 Kelurahan Sukahati, Amin mengakui, belum ada bantuan yang disalurkan untuk warganya itu. Pihaknya telah mendata dan memasukkan Imas ke dalam data penerima bantuan sosial (bansos) dan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH). Namun, harapan itu belum terelalisasi hingga kini.

“Kita dari awal memang sudah mendata warga miskin dan layak mendapatkan bantuan. Di antara mereka yang terdata, ini memang paling parah. Kita sudah serahkan datanya ke pemda, tetapi lagi-lagi yang menentukan (bansos) adalah yang di atas (pemda). Kita cuma disuruh mendata,” bebernya kepada Radar Bogor.

Persoalan data bansos semacam itu pula yang sempat menjadi salah satu alasan pemicu Kelurahan Sukahati disambangi para pengurus RT/ RW, bulan lalu.

Mereka telanjur kecewa karena data yang disetorkan berbeda dengan penerima di lapangan. Mereka menggeruduk kelurahan dan berunjuk rasa di sana.

“Yah, tentu kita kecewa karena warga kita belum dapat. Kalau pemerintah tidak bisa mengupayakan rutilahu (buat Neng Imas), kami sudah rencanakan untuk galang dana secara swadaya saja. Nanti setelah lebaran baru jalan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat, Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, Abdul Aziz pun mengakui, pemenuhan bantuan rutilahu dari pemkab nampaknya sulit terealisasi.

Pasalnya, kepemilikan lahan Imas belum ditunjukkan dengan memegang hak milik berupa sertifikat. Padahal, syarat untuk bisa diajukan bantuan rutilahu yang menjadi program pemkab mesti mengantongi sertifikat itu.

“Meski begitu, kita akan upayakan bantuan rutilahu juga dari lembaga sosial lainnya. Termasuk dari Baznas juga, karena memang sudah ada programnya disitu,” tandasnya, usai memeriksa kondisi rumah yang ditinggali Imas. (mam)