Tagihan listrik Naik Dua Kalilipat, Ini Penjelasan PLN Bogor

0
32
Ilustras kenaikan tarif listrik
Ilustras kenaikan tarif listrik.
Tarif-Listrik
Ilustrasi Tarif Listrik

BOGOR-RADAR BOGOR, Andryan Rusnandi nampak gusar. Kala ia hendak membayar tagihan listrik. Tagihan listriknya membengkak hampir dua kalilipat.

Padahal, pemakaian cenderung sama. “Barusan gwa telpon ke 021-123 total tagihan RP265.000, naik dua kalilipat,” katanya kepada radarbogor.id, Jumat (5/6/2020).

Tak hanyaitu ia mengaku tenan kantornya lebih gila. Yakni naik hingga tiga kalilipat. “Temen gaw di kantor lebih parah ada yang sampai tiga kali lipat,” keluhnya.

Hal senada dikatakan pelanggan PLN lainya, Erwin. Ia mengaku tagihan melonjak dari Rp400 ribuan jadi hampir Rp800 ribuan. “Ya naiknya tinggi bamget. Sampai dua kalilipat,” keluhnya.

Dikonfirmasi, AA Account Executive PLN UP3 Bogor, Susan Khaerany, memastikan tarif dasar listrik seluruh golongan tidak naik, termasuk rumah tangga daya 900 Volt Ampere (VA) Rumah Tangga Mampu (RTM) dan di atasnya.

“Kami pastikan saat ini tidak ada kenaikan listrik, harga masih tetap sama dengan sebelumnya,” ujar Susan Khaerany saat dikonfirmasi radarbogor.id, Jumat (5/6/2020).

Susan menjelaskan, faktor peningkatan penggunaan selama masa WFH, PLN juga menyebut karena penangguhan pengecekan meteran listrik pascabayar ke lapangan oleh petugas. Penangguhan dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Sebagai gantinya PLN meminta pelanggan pascabayar untuk memeriksa secara mandiri angka meteran. Pelanggan kemudian diminta memotret angka meteran dan mengirimkannya kepada PLN melalui pesan WhatsApp ke nomor layanan terpusat 08122 123 123.

Bagi pelanggan yang tidak mengirimkan foto angka meteran listriknya, maka tarif akan dihitung berdasarkan penggunaan rata-rata tiga bulan ke belakang.

Susanpun mengikustrasikan cara menghitung tarif listrik mandiri di saat pandemi corona adalah dengan mencatat angka di kWH meter selama tiga bulan ke belakang.

Misalnya, jika ingin menghitung tagihan April, maka mencatat penggunaan Januari, Februari, dan Maret. Kemudian mengambil rata-ratanya.

Ilustrasinya, seorang pelanggan pada Januari memakai 230 kWh listrik, lalu Februari 220 kWh, dan Maret 205 kWH. Sehingga tagihan listrik April adalah ((230+220+205):3) yang hasilnya 218 kWh.

Jika orang itu adalah pelanggan listrik tegangan rendah, maka 218 kWh dikalikan dengan Rp1.467. Hasilnya Rp320.356 yang harus dibayar untuk April.

Bila ia pelanggan R1-900VA, maka dikalikan Rp 1.352 dan hasilnya Rp 294.736. Karena pelanggan kategori 900 VA mendapat diskon 50 persen, maka yang harus dibayar untuk April adalah Rp147.368. (all)