Petani di Kota Bogor Mulai Kembangkan Padi Inpari Nutri Zinc

0
31

BOGOR-RADAR BOGOR, Meskipun bukan bagian dari lokus stunting di Indonesia, Kota Bogor sebagai penyangga Ibukota ternyata juga tak lepas dari masalah kesehatan terutama balita.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2019, tercatat sekitar 4.520 dari 100.000 balita di Kota Bogor atau 4.52% yang menderita kekerdilan (stunting).

Angka tersebut walau masih jauh dari prevalensi balita stunting di Indonesia yakni 29,6%, akan tetapi ikut mendapat perhatian yang tinggi dari Pemerintah Kota Bogor.

Disisi lain Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian turut mencari solusi bagi permasalahan stunting di Indonesia dengan ditemukannya varietas Inpari Nutri Zinc. Varietas yang dirilis Kementan tahun 2019 ini adalah varietas padi sawah yang kaya kandungan Zn.

Varietas ini diyakini menjadi salah satu solusi andalan sebagai sumber zat penting untuk mengatasi masalah kekerdilan (stunting).

Melalui sinergi penyuluh Kota Bogor, penyuluh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) dan BPTP Balitbangtan Jawa Barat, varietas yang ditanam di lahan seluas 1 hektar milik Kelompok Tani Fajar Gumbira Februari lalu pada Rabu (4/6/2020) mulai dipanen petani saat berumur 110 hari.

Pendampingan teknologi oleh Penyuluh Pertanian di Bogor Barat tersebut terbukti menghasilkan ubinan 7.9 ton/ha GKP dengan perlakuan 1 kali pemupukan menggunakan pupuk urea dan ponska.

Camat Bogor Barat RR Juniarti Estiningsih yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong pengembangan varietas ini di lahan sawah yang berada di Bogor Barat.

“Bersama Dinas Kesehatan kami berencana akan menyolialisasikan jenis beras ini ke masyarakat terutama di wilayah rawan stunting.” Ujarnya.

Hadirnya inovasi varietas pangan fungsional nutri zinc disampaikan Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Fadjry Djufry pada sebuah rilis adalah dalam rangka percepatan hilirisasi teknologi pertanian.

“Riset-riset Balitbangtan mulai 2020 dibumikan untuk mendukung berbagai program pemerintah serta turut menjawab kebutuhan masyarakat, petani dan pelaku usaha.” Tegas Fadjry.

Terpisah, Kepala BBP2TP, Dr. Muhammad Taufiq Ratule mengapresiasi upaya inisiasi para penyuluh BBP2TP yang memasyarakatkan varietas ini di petani Kota Bogor. “Dalam rangka dukungan pengentasan angka stunting di Indonesia, varietas ini juga mulai dikembangkan di berbagai daerah melalui sinergi Pemda setempat dan BPTP Balitbangtan.” Ungkapnya.

Berdasarkan data deskripsi yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2019, kandungan Zn yang terdapat pada varietas Inpari nutri zinc adalah sebesar 34,51 ppm, sementara varietas lain seperti Ciherang memeiliki kandungan 24.06 ppm.

Biofortifikasi pada Inpari IR Nutri Zinc diharapkan dapat membantu peningkatan nilai gizi sekaligus mengatasi kekurangan gizi.

Dari literatur diketahui, kekurangan Zn dalam tubuh selain berakibat pada menurunnya daya tahan tubuh, produktifitas, dan kualitas hidup manusia, kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor kekerdilan atau stunting. Masyarakat. (*/ysp)