Hadiri Panen Raya Cengkeh di Cijeruk, Ini Pesan Kemendes PDTT Hadapi New Normal

0
36
disampaikan Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Buri Ari Setiadi saat menghadiri panen raya perdana cengkeh Kebun Koperasi KP-M90 FTUI yang dikelola Kelompok Tani Famili Tani Sejahtera di Kampung Geger Bitung, Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Senin (8/6/2020).
Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Buri Ari Setiadi saat menghadiri panen raya perdana cengkeh di Kampung Geger Bitung, Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Senin (8/6/2020).

CIJERUK – RADAR BOGOR, Menandai era new normal, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) memberi pesan kepada seluruh masyarakat desa di Indonesia bahwa desa harus lebih optimis, produktif, sehat dan aman dalam menghadapi kehidupan new normal pasca Pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Buri Ari Setiadi saat menghadiri panen raya perdana cengkeh Kebun Koperasi KP-M90 FTUI yang dikelola Kelompok Tani Famili Tani Sejahtera di Kampung Geger Bitung, Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Senin (8/6/2020).

Menurutnya, saat ini desa sebagai lumbung pangan nasional dan pusat pertanian harus  bisa memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi ketahanan pangan dan produktifitas lebih tinggi guna meningkatkan kesejahteraan, khususnya ekonomi masyarakat di Desa Cijeruk ini.

“Banyak potensi di Desa Cijeruk yang bisa kita lihat mulai dari tanaman cengkeh, talas, nanas dan tanaman pangan lainnya.  Karenanya, kita berharap desa ini bisa subur dari berbagai produktifitas terutama berbagai tanaman-tanaman yang dihasilkannya agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Disamping itu, kata Budi, sifat gotong royong dan kebersamaan solidaritas sosial harus tetap diterapkan supaya dapat menjadi inspirasi bagi desa lain di seluruh indonesia untuk terus produktif dalam menghadapi kehidupan new normal.

“Semoga bisa jadi contoh, karena dari laporan hasil cengkeh setiap hektarnya didapat mencapai dua ton, bahkan kalau dihitung bisa tiga puluh hingga enam puluh ton. Belum lagi kalau cengkehnya diberi nilai tambah atau nilai teknologi tepat gunanya seperti dapat disuling untuk dijadikan minyak cengkeh yang berguna untuk obat sakit gigi,” katanya.

Budi menerangkan, dalam memberi nilai tambah bagi perekonomian desa, pihaknya akan membantu proses pemasaran hasil dari pada tanaman cengkeh tersebut.

Hal ini dilakukan untuk memangkas mata rantai distribusi barang dari perburuan pihak-pihak yang mencari keuntungan sepihak.

“Ya kita bakal bantu pemasarannya sekaligus menghimbau pada pelaku ekonomidi indonesia supaya jangan sampai masyarakat desa memperoleh harga murah atau kurang baik. Sementara, keuntungan dan nilai tambahnya diperoleh oleh  pihak -pihak yang hanya mengambil ekonomi rente dari proses produksi pertanian ini. Untung boleh, tapi jangan terjadi penghisapan atau penindasan terhadap petani, masa dari petani dibeli murah sedangkan dia jualnya mahal dan untungnya gede,” tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nuryanti menyatakan kehadiran Wamen PDTT di panen cengkeh perdana ini dapat menginspirasi keseluruhan untuk tetap semangat ditengah pandemi Covid-19 yang belum selesai ini.

“Tetap semangat bekerja dan fokus kelahan pertaniannya, mari kita dorong semoga pertanian ini tetap menjadi mata pencaharian mereka. Apalagi, dari dulu hingga sekarang peran pertanian sangat pital, sebab hampir 80 persennya kehidupan mata pencaharian ekonomi masyarakat bergantung pada pertanian,” tuturnya.

Ia pun menegaskan, terkait lahan pengelolaan pertanian di lokasi tersebut untuk lahan desanya sekitar 190 hektar, pangan 97 hektar dan untuk daratnya 50  hektar.

“Kalau tenaga petaninya melibatkan 250 orang. Mudah-mudahan diawal panen perdana yang bagus ini, tahun depan bisa menambah potensi lebih baik untuk desa ini,” tandasnya. (cr2)