BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor belum memberikan sinyal lampu hijau kepada perusahaan moda transportasi daring di Kota Bogor untuk mengangkut penumpang selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proposional hingga 2 Juli 2020.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menuturkan, pihaknya tak ingin mengambil risiko bila terjadi penularan virus corona akibat kebijakan ojek online (Ojol) kembali mengangkut penumpang seperti sedia kala.
Sesuai Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 44 Tahun 2020 dari revisi Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Penanganan COVID-19 di Kota Bogor, Dedie menyebut, pihaknya masih menegakkan aturan jaga jarak. Sementara, bila ojol kembali mengangkut penumpang, maka tak ada lagi jaga jarak.
“Karena di Perwali 44 itu kan kita berlakukan sosial dan physical distancing. Kalo ojol, ngangkut penumpang kan tidak diatur jarak fisiknya. Kita mengacu pada filosofi PSBB, salah satunya ya jaga jarak” kata Dedie saat ditemui di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (8/9/2020).
Dedie mengatakan, telah menggelar pembahasan dengan perwakilan Gojek untuk mempertimbangkan layanan Go-Ride kembali mengangkut penumpang. Dedie menyebut, Gojek telah menyampaikan pengembangan sejumlah layanan.
Pertama, Gojek telah memiliki Posko Aman di lima wilayah yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bogor. Di posko tersebut, setiap driver mendapat pelayanan kesehatan mulai dari pengecekan suhu, penyemprotan disinfektan pada kendaraan, hingga pemberian hand sanitizer.
Kedua, Gojek mempertimbangkan menyediakan layanan hairnet pada helm untuk penumpang. Atau, kata Dedie, penumpang diminta untuk membawa helm sendiri.
“Tapi mereka sedang hitung apakah hairnet ini harus dimasukkan dalam biaya angkut atau harus dibayar extra oleh para penumpang. Ini langkah-langkah yang sedang dipikirkan,” jelas dia.
Selain itu, Dedie mengatakan, Gojek sedang merancang inovasi untuk membuat pembatasan antara penumpang dengan driver. Sehingga, penumpang dan ojol tak langsung bersentuhan.
“Ada pembatasnya dalam bentuk akrilik. Ini nantinya bisa lebih memberikan keamanan dari sisi penumpang tidak langsung bersentuhan dengan tubuh dari driver,” ucap dia.
Sementara itu, Head Regional Corporate Affairs Go-Jek Arum Prasodjo menyatakan, pihaknya siap mendukung upaya pemerintah dalam mencegah persebaran Covid-19.
Arum menyatakan, pihaknya tak keberatan angkutan penumpang roda dua belum diperbolehkan beroperasi hingga 2 Juli 2020.
”Kami menghormati peraturan tersebut dan saat ini layanan Go-Ride yang mengangkut penumpang belum beroperasi sesuai ketentuan tersebut,” ucap Arum.
Meskipun demikian, dia mengatakan, Gojek tetap terus melakukan edukasi terhadap semua mitranya. Dia menyebut, mitra Gojek tetap menegakkan protokol kesehatan.
“Gojek secara aktif melakukan edukasi dan sosialisasi kepada mitra serta memberlakukan protokol kesehatan kepada para mitra driver maupun mitra merchant Go-Food,” tukasnya. (ded/c)