Anies-Bima Arya Sidak Stasiun Bogor, Masih Ada Antrean Tapi Lebih Tertib

0
38
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Walikota Bogor Bima Arya saat sidak ke Stasiun Bogor, Senin (15/6/2020) pagi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Walikota Bogor Bima Arya saat sidak ke Stasiun Bogor, Senin (15/6/2020) pagi.

BOGOR-RADAR BOGOR, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Walikota Bogor, Bima Arya meninjau situasi Stasiun Bogor dan pelaksanaan penyediaan bus gratis oleh Pemprov DKI dan Pemkot Bogor bagi penumpang KRL, Senin (15/6/2020) pagi.

Seperti diketahui, DKI Jakarta sudah mengatur sistem kerja shift untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS, serta pegawai BUMN dan swasta dalam masa new normal.

Sistem kerja shift tersebut diatur dalam surat keputusan dari tiga kementerian berbeda, yakni Kementerian PANRB, Kementerian BUMN dan Kementerian Ketenagakerjaan.

Pantauan Radar Bogor, masih terjadi antrean penumpang, hanya saja lebih tertib jika dibandingkan pekan lalu.

Petugas juga menyediakan pembelian tiket commuter line tidak diloket seperti biasanya melainkan dapat diakses saat penumpang sampai di pelataran area parkir Stasiun Bogor.

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, ada tiga hal yang lebih baik untuk sistem antrean penumpang KRL, pertama karena ada bus bantuan dari DKI Jakarta sebanyak 30 unit, ditambah Pemkot 10 unit, dan BPTJ mengerahkan 10 unit bus. Jadi total bus yang disediakan untuk mengangkut penumpang commuterline ke DKI Jakarta sebanyak 50 unit.

“Jadi relatif lebih cair, yang kedua sistem antrean yang lebih baik oleh temen-temen PT KAI dan KCI sehingga lebih rapi, tidak menumpuk, dan yang ketiga ada data banyak yang memilih penumpang berangkat tadi malam,” ujar Bima kepada Radar Bogor, Senin (15/6/2020).

Bima menjelaskan, jika dibandingkan pekan lalu situasinya relatif terkendali meski secara umum jumlah penumpang relatif lebih padat.

“Jadi saya terimakasih kepada PT KAI, pak gubernur yang ikut sama-sama berkoordinasi sehingga bisa mengurangi penumpukan penumpang di sini,” ujarnya.

Meski antrean penumpang KRL lebih tertib, Bima tetap akan melakukan evaluasi situasi penumpang di KRL dengan memantau dampak pengaturan shift jam kerja antara pagi dan siang yakni shift pertama pukul 08.00, dan shift ke dua pukul 11.00 WIB.

“Mudah-mudahan ini berjalan lebih baik karena harus dicatat. Ini belum sampai 50 persen penumpang, jadi ketika lebih lagi tentunya harus ada koordinasi dan pengaturan lebih lanjut,” ucapnya.

Bima menilai sistem penerapan shift jam kerja untuk mengurai penumpukan penumpang KRL belum sepenuhnya efektif.

“Sudah ada tapi mungkin ini belum maksimal karena ini kan baru beberapa hari juga, kita lihat sudah ada shift jam kerja tadi,” tuturnya.

Sementara, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, DKI Jakarta turut memfasilitasi bus sekolah yang dikirimkan termasuk salah satunya ke berapa Satasiun termasuk Stasiun Bogor. Selain itu, terkait dengan jam kerja pegawai yang bekerja di Jakarta.

“Jam kerja baik ASN maupun swasta sudah dibuatkan jeda aturannya minimal dua jam. Nah sekarng kita spakati diubah menjadi 3 jam. Selisih shift satu dan dua itu sekurang-kurangnya 3 jam. Tujuannya untuk mengurangi kepadatan,” ucapnya.

Menurut Anies, sistem tersebut dibuat demi keselamatan pekerja yang kerap hilir mudik ke DKI Jakarta. Sehingga, apapun pengaturan yang dilakukan harap dijalani dengan baik, dan dengan tertib karena untuk melindungi masyarakat dari penyebaran Covid-19.

“Dan saya sampaikan apresiasi, terimakasih kepada PT KAI yang sudah mengatur ini dengan amat baik, juga kepada Pemkot Bogor yang terlibat langsung untuk memastikan warganya bisa berangkat bekerja dengan baik. Nanti di Jakarta, itu kita minta untuk memenuhi semua protokol, masker, jaga jarak, cuci tangan dan selalu 50 persen kapasitas,” tukasnya.

Sebelum mengakhiri kegiatan, Anies bersama Bima Arya dan Direktur PT KAI, Didiek Hartantyo dan pengelola KCI untuk menjajal sistem antrean penumpang dengan protokol kesehatan bersama penumpang commuter line lainnya. (ded)