Bendung Persebaran Covid-19, Ini Tiga Langkah yang Diambil Pemkot Bogor

0
33
Bima Arya memantau kondisi BTM yang pertama buka melalui CCTV yang tersambung ke Balai Kota Bogor.
Bima Arya memantau kondisi BTM yang pertama buka melalui CCTV yang tersambung ke Balai Kota Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menyiapkan langkah strategis untuk membendung persebaran Covid-19 di Kota Hujan. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjelaskan terdapat tiga langkah yang diambil untuk dapat menekan kasus terkonfirmasi positif.

Pertama, mitigasi infeksi Covid-19 melalui penguatan sistem lacak dan pantau. Bima mengatakan, telah membentuk tim Deteksi Aktif Covid-19 yang disebutnya sebagai Detektif Covid-19.

“Jadi Detektif Covid-19 ini ada dua unit. Pertama unit pelacak dan kedua unit pemantau,” kata Bima di Balai Kota Bogor, Jumat (19/6) saat memberikan keterangan persnya.

Unit pelacak, sambung Bima, bertugas untuk melacak atau membantu orang yang teridentifikasi positif yang terdiri dari komponen kecamatan. Secara keseluruhan, tim ini ada sebanyak 370 orang yang tersebar di tingkat kecamatan dan kelurahan.

Sementara, unit pemantau bertugas untuk memastikan agar orang dalam pemantauan (ODP) tidak keluyuran selama 14 hari. Tim pemantau, kata Bima, berjumlah 822 orang yang tersebar di Kota Bogor.

Menurutnya Tim Pemantau, kata dia, untuk menguatkan tim yang ada di puskesmas. Ditambah satu kader yang berasal dari RW Siaga. “Jadi ada 822 orang,” jelas dia.

Selain itu, Bima menyatakan, pihaknya akan terus melakukan uji Covid-19, khusunya swab test untuk memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mengingat, sampai sejauh ini Kota Bogor baru menggelar 3.596 swab test yang menghasilkan 163 orang positif Covid-19.

“Ada rumusan dari WHO dengan confidence level 95 persen. Karena itu, paling tidak Kota Bogor harus melakukan sampai 8.500 swab test dengan menimbang jumlah penduduk Kota Bogor yang berjumlah 1 juta,” jelas dia.

Untuk memenuhi itu, Bima menyebut masih membutuhkan sekitar 5.000 swab test. Karenanya, dia menyatakan, akan memenuhi kebutuhan tersebut dengan menambah anggaran pada pos belanja tidak terduga (BTT).

Lebih lanjut, Bima mengatakan, pihaknya akan terus melakukan kampanye secara massif untuk menegakkan protokol kesehatan. Bima memerintahkan, organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Bogor untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) masker dan jaga jarak.

“Setiap hari harus melakukan kegiatan sidak masker, membagikan masker kepada seluruh warga dengan tagline kita #disiplin kita, vaksin kita,” tegas dia.

Untuk merealisasikan pemeriksaan virus corona, saat ini Pemkot Bogor juga tengah memesan polymerase chain reaction (PCR), melalui pengadaan di RSUD. Akan tetapi, prosesnya mengalami kendala karena kapasitasnya terbatas 30 – 50 perhari dari RSUD.
“Satu lagi kita akan beli khusus, sedang kita bandingkan tapi saya perintahkan juga harus sesegera mungkin dipesan,” ucapnya.

Dengan adanya masif tes membawa konsekuensi untuk kebutuhan isolasi, sehingga harus disiapkan tempat isolasi. “Ada beberapa yang belum bisa saya sampaikan, ada beberapa opsi ini masih ada waktu untuk kita menyiapkannya di delapan RS rujukan. Untuk isolasi OTG juga kita siapkan,” tukasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengingatkan agar warga tetap mematuhi protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 belum diketahui kapan akan berakhir. “Di tengah kondisi pandemi ini kita harus terus berdoa agar segera diangkat oleh Allah SWT, diharapkan kondisi kembali normal,” harap Dedie.

Protokol kesehatan yang diimbau pemerintah harus terus dijalani secara maksimal, memakai masker ketika keluar rumah, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. “Ini kunci mencegah penularan dan upaya untuk memutus rantai penyaluran Covid-19. Sederhana tapi memerlukan kedisiplinan semua pihak,” tutupnya.(ded/c)