Beras Bansos Dicampur, Dewan Minta Pemkab Bogor Teliti

0
33
Beras bantuan dari Bupati Bogor yang diterima warga berkutu.
Beras bantuan dari Bupati Bogor yang diterima warga.

DRAMAGA-RADAR BOGOR, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Aan Triana Al Muharom menyayangkan adanya temuan dalam rapat kerja DPRD Kabupaten Bogor dengan Bulog dan Disperindag, terkait buruknya kualitas beras bansos Covid-19 yang dikeluhkan masyarakat terdampak pandemi di Kantor Bulog Cabang Cianjur, Kamis (18/6/2020) lalu.

Pasalnya, beras lokal yang dibagikan merupakan beras yang dicampur dengan beras impor asal Thailand, yang telah tersimpan selama dua tahun.

Dari informasi yang beredar, Bulog memiliki beras stok ketahanan pangan yang dibeli dari petani lokal Jawa Barat dan beras import asal Thailand yang disimpan digudang. Beras lokal rata-rata disimpan 6 bulan dan beras asal Thailand disimpan bahkan sampai 2 tahun.

Beras yang dibagikan merupakan beras campuran dengan komposisi 4:1 atau setiap 4 ton beras lokal di campur 1 ton beras import.

Aan menegaskan kondisi ini sudah sangat menyakiti hati masyarakat Kabupaten Bogor yang sebagian besar juga berprofesi sebagai petani.

“Harusnya dari awal Pemkab Bogor lebih teliti dalam hal ini. Tanya dulu secara detail terkait kualitas beras yang akan dibeli, masa beras lokal dicampur dengan beras import yang kualitasnya jauh berbeda,” tegasnya.

Bahkan, hal tersebut pasti akan menurunkan kualitas dan rasa. Apalagi kualitas beras luar negeri jelas beda. Apalagi disimpan dalam waktu yang cukup lama.

“Padahal di Kabupaten Bogor kita punya sentra-sentra pertanian lokal yang kualitas berasnya lebih bagus dengan harga lebih murah, tapi kenapa harus dicampur dengan beras import,” keluhnya.

Ketika ditanyakan terkait kesimpulan rapat kerja DPRD yang sudah dilaksanakan, Aan menambahkan, bahwa pihaknya akan meminta Pemkab Bogor untuk evaluasi secara menyeluruh terkait kerjasama pengadaan bantuan sosial beras ke Bulog.

“Saya sangat kecewa dengan hal ini, banyak sekali protes terjadi di masyarakat ketika menerima bantuan dengan kualitas buruk seperti ini, ternyata mereka (Bulog) sengaja mencampur beras import,” tutupnya.

Sebelumnya, Perum Bulog mengklaim, kualitas beras bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk masyarakat dalam kondisi baik.

Kepala Perum Bulog Sub Divre Cianjur, Rahmatullah mengatakan, beras yang telah disalurkan memiliki kualitas medium melalui quality control sebelum diberikan kepada warga.

Menurutnya, bantuan yang disalukan pada 15 Mei diberikan kepada 10.626 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan total beras 159.390 kilogram.

“Kami ingin menyatakan bahwa beras layak konsumsi dan telah melakukan kontrol terhadap seluruh beras yang disalurkan,” ungkapnya kepada Radar Bogor. (nal/b)

Data dan Fakta:

1. Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor kecewa atas temuan kualitas beras yang buruk yang dibagikan ke warga yang terdampak pandemi.

2. DPRD minta Pemkab untuk lebih teliti terhadap kualitas apapun untuk diberikan ke masyarakat.

3. Dalam temuan:

  • Terrungkap bahwa beras yang dibagikan campuran beras lokal dan impor.
  • Beras impor dari Thailand.
  • Komposisinya 4 ton beras lokal, 1 ton beras impor.
  • Dalam temuan, beras impor tersebut sudah disimpan selama kurang lebih 2 tahun.
  • Sementara beras lokal paling lama disimpan 6 bulan.