“Di awal pembentukan konsep wisata bendungan tidak mudah, keadaan lingkungan bendungan yang tidak terawat menjadi tantangan awal kami, alhamdulillah dengan tekad kuat dan semangat gotong-royong semua element, kami tata ulang dan rubah lingkungan bendungan hingga para wisatawan yang hadir pun nyaman dan betah menghabiskan waktu luang di sini. Saya juga salut dengan ke kreatifan para pemuda dan warga di sini yang dengan idenya bisa membuat konsep wisata murah tapi tidak membosankan,” tambah Denni.
“Terbukti saat weekend pengunjung yang datang bisa mencapai ribuan. Tiket yang terjual seharga Rp2000,- yang kami gunakan untuk mengelola kebersihan dan perbaikan sarana prasarana di sini demi kenyamanan pengunjung yang datang,” ungkapnya.
Di beberapa titik sudah terlihat sarana pendukung, diantaranya MCK, spot selfie, spot UMKM, sarana karaoke dan wahana air.
“Memang masih banyak perbaikan-perbaikan di sana sini agar lebih menunjang sisi wisata tempat itu, terutama akses jalan, tapi kami dari Pemerintah Desa terus akan berjuang mewujudkan hal tersebut, kita sudah mulai melakukan perataan di salah satu titik pintu masuk agar kendaraan roda empat agar bisa mengakses dan menambah volume kunjungan wisatawan ke sana,” jelas kades yang tinggal tidak jauh dari lokasi bendungan tersebut.
Denni juga berharap dukungan dari berbagai lini pemangku kebijakan terkait agar konsepnya bisa tercapai, dan menjadikan Desa Cihideung Udik salah satu wilayah penyumbang PAD untuk Kabupaten Bogor.
“Konsep ini mulia kok, untuk membantu menambah PAD Kabupaten Bogor dari sektor pariwisata, sudah pernah ada yang ke sini perwakilan dari Dinas Pariwisata dan juga asosiasi pariwisata, kami juga tunggu dukungan mereka baik dari sisi kebijakan maupun akses pendanaan, pokoknya bendungan ini adalah langkah awal, masih banyak potensi di Desa Cihideung Udik yang akan saya gali dan kembangkan, tunggu ya tanggal mainnya,” tutup Denni sambil tersenyum simpul. (*/ysp)