Tak ketinggalan pula, Disdukcapil memperkenalkan paket 3in1 yang menyertakan pembuatan KIA itu dengan Kartu Keluarga (KK) dan Akta Kelahiran.
“Rata-rata bisa dikebut bikin KIA dengan akta kelahiran di desa-desa sekira 500-600 lembar, yang kita layani dengan jemput bola. Jadi merek yang bikin akta kelahiran bisa langsung kita buatkan KIA juga. Asalkan sudah ada datanya, pembuatannya tidak lama,” terangnya.
Herdi pun menargetkan bisa menyasar lebih banyak anak tahun ini. Ia optimis bisa mencapai angka 100.000 KIA hingga akhir tahun. Kendala pandemi memang menghambat kerja Disdukcapil. Akan tetapi, selepas pandemi, pihaknya kakan langsung berlari kencang.
“Sekarang juga sudah bisa bikin KIA di tujuh UPT (Unit Pelaksana Teknis). Jadi, tidak perlu datang di kantor Disdukcapil,” pungkas Herdi.
Salah seorang warga, Yuli pun merasa terbantu dengan pelayanan di masing-masing UPT itu. Apalagi, pembuatan KIA itu tidak dipungut biaya sepeser pun. “Semoga sekarang semakin baik pelayanannya ya,” pungkasnya. (mam)