Kalaupun biayanya tercukupi, paling orang tua hanya memilih sekolah yang itu – itu saja. “Kadangkala orang tua sudah mencap sekolah itu favorit atau bagus. Begitu juga dengan SMP,” sahut Ritta.
Ritta mengakui jika dari tahun ke tahun, memang tidak semua siswa dapat terfasilitasi ke negeri. Ia juga menegaskan, seharusnya tidak ada alasan orang tua siswa yang tidak memiliki biaya untuk tidak masuk swasta.
Pasalnya meski di swasta, mereka dapat memanfaatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM). Kedua bantuan tersebut, bisa diakses sekolah swasta.
Kembali ke potensi putus sekolah tadi, diakui Ritta bisa saja terjadi. Walaupun tidak terlalu besar potensinya. Apalagi, di masa pandemi Covid-19, banyak orang tua yang kehilangan atau berkurang pendapatannya.
Hingga saat ini, Disdik belum mengetahui jumlah putus sekolah yang ada di Kota Bogor. Namun, masih kata Ritta, pemerintah sudah memberikan solusi agar putus sekolah tidak terjadi.
“Tapi kemungkinan putus sekolah itu ada. Karena biaya dan yang lain – lain. Tapi kan pemerintah sudah menyediakan solusinya, yaitu dengan KIP dan BSM itu tadi. Mau di negeri atau swasta. Bisa juga mengikuti program sekolah kesetaraan, Paket A, B, dan C. Dan itu gratis,” pungkasnya. (dka/c)