Kunjungi Sekolah di Bogor, Nadiem Makarim Langsung Disambut Curhatan Guru

0
33

Misalnya insyaalah tidak lagi zona merah atau oranye atau kuning bisa tatap muka. Jadi bisa digunakan untuk itu juga,” ujarnya kepada para guru-guru

Kedua, lanjut Nadiem, untuk memastikan bahwa memberikan legalitas pada guru guru untuk menyederhanakan kurikulumnya sendiri. Sudah banyak guru seperti sekolah di SD Polisi 1. Tapi banyak juga guru guru yang masih ragu ragu.

“Jadi itu salah satu PR kita. Dalam waktu dekat kita akan mengedepankan penyederhanaan kurikulum atau bisadiktakan kurikulum darurat,” ucapnya.

Dan yang terakhir, adalah memastikan agar semua adapatasi ke teknologi ini. Pada saat tatap muka tapi kita masih kenal teknologi, masih bisa menggunakan teknologi dalam berbagai macam.

Walaupun dalam hati saya tidak ingin PJJ. Saya ingin anak kembali tatap muka. PjJ ini bukan kebijakan pemerintah, kita terpaksa. Karena pilihannya ada pembelajaran atau tidak ada pembelajaran sama sekali karena ada krisis kesehatan. Jadi PJJ ini bukan yang diinginkan sama sekali,” katanya.

“Kita ingin secepat mungkin tapi dengan kesehatan terjaga anak anak ini kembali k sekolah. Karena tidak adan yang bisa, trman trman guru di sini tahu, tidak ada yang bisa menggantikan interaksi tatap muka. Di situlah kita bisa melihat emosi anak, di situlah kita bisa merasakan energidia, ikhlas. Ketika di sekolah di lagi sedih, senang, dia tidak mengerti, kita lebih sensitif tatap muka,” pungkasnya. (adi/pojokbogor)