Bank Sampah Organik, Masa Depan Pengelolaan Sampah

0
41

“Karena untuk itu kami perlu sampah organik sebanyak 1,2 ton,” katanya. Jumlah sampah sebanyak itu tidak dapat sepenuhnya diperoleh dari lingkungan pemukiman di sekitar TPST-nya.

Dengan kenyataan, bahwa sampah organik sudah sangat dibutuhkan maka pantas jika Deny optimis dengan proyek rintisan ini. “Bagi kami budidaya maggot bukan tujuan utama, karena yang utama adalah memusnahkan sampah organik di sumbernya,” kata Deny.

Dulu masyarakat diajak untuk bisa memilah sampah organik dengan non organik. Dari proses itu lahirlah bank sampah yang kemudian mengelola sampah non organik untuk bisa menghasilkan manfaat ekonomis.

Tetapi pemanfaatan bank sampah non organik belum maksimal dalam konteks usaha menuju zero waste atau sampah habis dikelola di sumbernya. “Sebab kenyataannya sebanyak 60-70 persen sampah rumah tangga adalah sampah organik, “jelasnya.

Hal itu yang membuat Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang menampung buangan sampah rumah tangga di tingkat pemukiman, tetap harus mengelola sampah organik dengan cara menjadikannya pupuk kompos.

Pengelolaan itu membutuhkan dana dan juga tenaga manusia. Oleh karena itu dengan memanfaatkan maggot, sampah bisa terkelola secara lebih efektif dan produktif. “Sampah organik yang ada disitu bisa benar-benar habis dan menyiskan kasgot atau bekas maggot yang dapat dijadikan kompos,” lanjut Deny.