Ini Strategi Pemkab Bogor Dalam Menghadapi Musim Kemarau

0
53

Joko menambahkan hasil evaluasi penanganan tahun lalu, baru 50 persen yang bisa tertangani. Untuk itu kebijakan kami di tahun ini, pertama penanganan daruratnya harus bisa menangani 50 persen lebih daerah-daerah yang kemungkinan mengalami kekeringan.

“Kita juga mendorong masyarakat untuk saling membantu saudara-saudaranya yang mengalami kekeringan. Jadi karena faktor alamnya ada daerah yang langganan keringan, ini yang harus dibantu air dari luar. Kemudian untuk daerah yang memungkinkan kita buatkan embung, kita akan coba anggarkan kembali sebagai cadangan air kita”, tambah Joko.

Namun, lanjut Joko, ini juga kita harus lakukan dengan teliti karena jika kita buat embung kalau sumber airnya tidak cukup nanti hanya jadi sebuah empang yang tidak ada airny. Mudah-mudahan dengan kondisi kemarau musim basah ini tidak menjadi kendala lebih serius dibandingkan tahun lalu.

“Mudah-mudahan prediksi BMKG benar bahwa puncak kemarau hanya sampai bulan September. Kedua, dikarenakan kebijakan Bupati lebih cepat menjangkau masyarakat, keterlibatan masyarakat juga sudah mulai nampak.

Salah satunya ada komunitas yang menggerakan swadaya masyarakat membantu pemerintah menyediakan sarana air bersih. Sekarang mereka sedang bekerja di Jasinga, mereka berharap setelah selesai di Jasinga mereka lanjut ke kecamatan lainnya,” katanya.

Jadi, kata Joko, ini adalah contoh, yang dilakukan komunitas ini bisa menggugah masyarakat yang masih memiliki kelebihan air bisa turut membantu masyarakat lainnya yang membutuhkan.