Keluarga Punya Peran Penting Membentuk Generasi Literasi

0
46
Yane Ardian saat menjadi narasumber webinar yang diadakan Perpusnas RI.

Syarif pun berpandangan, orang yang gemar membaca memiiki cara pandang yang selalu rasional. Ada banyak pilihan dan alternatif yang tersedia dalam menyelesaikan masalah. “Mulai saat ini ubah paradigma membaca bukan kewajiban, tapi merupakan jalan panjang yang akan merubah tatanan dunia,” jelasnya.

Yane Ardian mengamini pendapat Syarif tentang dahsyatnya gempuran gawai. Sebab, gemar membaca menjadi berlomba-lomba dengan perkembangan teknologi yang berkembang dan mengganggu anak-anak.

“Jika gak gemar memegang buku dan sering menggunakan gawai, seseorang maupn anak-anak kita akan sulit menjalani proses. Baca buku dengan 150 hingga 200 halaman tentu butuh kesabaran dalam membacanya. Sementara teknologi memberikan kemudahan cukup dengan satu slide bisa geser halaman selanjutnya,” ulas Yane.

Ia mengatakan, buku adalah gudang ilmu. Apapun jenis bacaannya sangat baik dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Peran ibu bisa dimaksimalkan untuk mendampingi dan memberikan pengetahuan tentang manfaat dari membaca. “Karena ibu merupakan sosok sentral dalam keluarga,” kata first lady Kota Bogor ini.

Yane memberikan gambaran rendahnya minat baca sangat erat kaitannya dengan konflik di masyarakat. Sehari setelah peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Repubik Indonesia yang identik dengan kebebasan dan lain-lain, ia berpikir penjajahan dan peperangan bisa terjadi berawal dari konflik.

Ketika berbicara gemar membaca, bukan hanya memiliki fungsi menambah wawasan saja. Tapi juga bisa untuk menemukan suatu fenomena dan menyelesaikan masalah karena memiliki perbendaharaan kata yang baik

“Dengan membaca kita bisa menghindari konflik dan menumbuhkan perdamaian, baik dalam keluarga maupun masyarakat,” ungkapnya.