Ancaman Resesi Indonesia, Pertaruhan Satu Setengah Bulan Terakhir di Kuartal III

0
37
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani

JAKARTA-RADAR BOGOR, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 tercatat minus 5,32 persen. Resesi menanti jika capaian kuartal III kembali negatif.

Tidak dimungkiri, pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian dunia. Belasan negara mengumumkan resesi. Sebut saja Amerika Serikat, Prancis, Korea Selatan, Singapura, dan Thailand.

Namun, tidak semua mengalami kemerosotan ekonomi. Tiongkok, negara asal virus penyebab korona, justru selamat dari jurang resesi. Tiongkok mampu membalikkan roda ekonominya yang sempat tergelincir minus 6,8 persen pada kuartal I 2020 menjadi tumbuh 3,2 persen di kuartal II 2020.

Bagaimana dengan Indonesia?

Pertumbuhan ekonomi kuartal II menjadi noda setelah rangkaian catatan positif dua dekade terakhir. Dengan angka minus 5,32 persen, itu merupakan capaian terendah sejak krisis 1998. Pada 1998 pertumbuhan ekonomi tercatat -13,13 persen dan menjadi 0,79 persen setahun kemudian.

Di bawah ancaman resesi, pemerintah terus menggelorakan optimisme. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan membantah RI mengalami resesi teknikal. Dikatakan resesi apabila pertumbuhan ekonomi suatu negara tercatat negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

Nah, pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi RI 4,97 persen. Namun, itu tidak berarti aman. ”Kalau kuartal III kita bisa hindarkan (dari pertumbuhan negatif, Red), insya Allah secara teknikal kita tidak mengalami resesi,” ujar Sri Mulyani.