Merasa Ditipu, Puluhan Owner Condotel Bogor Icon Geruduk Hotel

0
284
Puluhan Owner Condeotel Bogor Icon menggeruduk kawasan hotel, Jumat (20/1). (Radar Bogor/ Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Puluhan owner Condotel Bogor Icon menggelar aksi unjuk rasa di depan hotel Swiss Bellcourt, Jumat (20/1). Mereka menuntut pembagian keuntungan.


Para peserta aksi menyuarakan aspirasinya yakni menuntut hak atas pembagian keuntungan yang menurut mereka dilakukan secara tidak adil. Mereka tampak memakai ikat kepala bertuliskan “Investor Bogor Icon” dengan membawa spanduk dan banner berisikan keluhan.

Salah satu peserta aksi, Irawan menjelaskan, mereka merupakan para investor Bogor Icon yang memiliki unit-unit di hotel Swiss Bellcourt Bogor. Mereka datang karena merasa dirugikan oleh manajemen Bogor Icon karena bagi hasil yang dilakukan tidsk sesuai yang dijanjikan.

“Saat kami pertama kali beli unit di sini dijanjikan pembagian untung sebesar 12 persen dari investasi atau sekira Rp40 juta setahun. Dan itu akan diberikan pada tahun ke-3 sampai tahun ke-10. Tapi kenyataannya kami harus memaksa dulu baru mendspat keuntungan, itu pun hanya Rp5-6 juta saja setahun,” keluhnya.

Mereka menduga manajemen Bogor Icon bertindak licik dan menipu para investor. Selain itu selama 9 tahun lamanya mereka belum juga mendapatkan Akta Jual Beli (AJB) dan sertifikat pembagian unit padahal sudsh melunasinya sejak tahun 2012.

“Kami menduga AJB itu digadaikan atau sengaja tidak ingin dipecah. Selain iru kami juga menduga asanya manipulasi dalam pembukuan sehingga profit sharingnya menjadi rendah,” tutur Irawan.

Irawan mengatakan para peserta tidak percaya dengan audit yang dilakukan dan meminta agar dilakukan aufit investigaso terhadap laporan keuangan sejak Bogor Icon berdiri hingga saat ini.

Selanjutnya Irawan juga melihat adanya ketidakjujuran dari Direktur Utama (Dirut) PT Gapura Kencana Abadi (GKA) selaku developer dan meminta menempatkan para owner dalam operasional sehingga mendapatkan akses dengan terbuka.

“Investasi kami yang paling sedikit sekira Rp400 juta dan ada jyga yang sampai Rp1 miliar. Beberapa di antara kami sudah tua renta dan uang pensiunnya habis hanya untuk membeli unit di Bogor Icon. Kami tahu okupansi hotel ini cukup banyak dengan begitu pendapatannya juga besar tapi kenapa bagi hasilnya rendah?” tegas Irawan.

Dirinya mengungkapkan sudah berjuang lama dengan berbagai cara menuntut hak mereka. Langkah mediasi secara persuasif, bantuan hukum, somasi, dan juga melalui lembaga bantuan konsumen, tapi namun tetap saja gigit jari.

Ia bersama peserta lain mengancam akan mengambil langkah hukum untuk menyelesaikan masalah tersebut.


“Kami beri waktu hingga tanggal 9 Februari untuk penyelesaian masalah. Jika tidak selesai, kami akan proses lewat jalur hukum,” tekan Irawan. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto