“Saya harap ke depannya Teras Surken ramai dan bisa lebih meningkatkan omzet penjualan para pedagang. Kalau weekend kami bisa jual 100 porsi dan toge goreng kami sudah terkenal sampai ke Malaysia dan Amerika,” imbuh dia.
Keberadaan Teras Surken sudah lama menjadi mimpi Pemkot Bogor. Pada peresmian kemarin, Wali Kota Bogor, Bima Arya menekankan Teras Surken akan menjadi ikon baru Kota Bogor.
“Alhamdulillah setelah proses yang cukup lama mereka bersedia berjualan di sini. Insya Allah akan lebih ramai lagi. Karena lebih nyaman, tidak kehujanan, lebih bersih dan lebih sehat,” kata Bima.
Teras Surken hadir dengan strategi penataan wilayah dengan kebijakan relokasi. Bukan sekadar menggusur. Trotoar di sepanjang Suryakancana ditata, dan para pedagang dipindah ke tempat yang lebih layak dan nyaman. Sehingga kuliner yang melegenda di kawasan itu mendapat tempat yang lebih layak.
“Ini baru tahap awal. Berikutnya ada tujuh koridor ke sana kita akan tata juga. Koridor itu diisi oleh para pelaku UMKM jenis kerajinan. Lawang Saketeng dan Pedati juga akan ditata. Sedang berproses. Ada produk dekorasi rumah tangga yang akan kita garap, dengan membangkitkan ekonomi lokal,” terang Bima.
Di masa pandemi, Bima juga menegaskan untuk semua transaksi dilakukan secara cashless atau non tunai. Hal ini merupakan bagian dari literasi digital yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. “Ketika pandemi jadi lebih relevan sekarang. Warga dibiasakan nantinya belanja sebagian besar dengan cashless,” tegas dia.