Sejauh ini, sambung dia, input data menunjukkan angka di atas 3.000 UMKM. Tentu saja, jumlah yang akan mengajukan banpres akan lebih banyak.
“Kami memulai pendaftaran setelah diumumkan kementerian. Setelah ada arahan untuk pendataan, kami melakukan fasilitasi di kantor dinas. Sudah hampir 3.000-an lah yang mendaftar, karena kita kan juga memfasilitasi NIB (Nomor Induk Berusaha) dan IUMK (Izin Usaha Mikro Kecil),” paparnya kepada Radar Bogor, kemarin.
Ia mengakui, antusiasme masyarakat terbilang sangat besar. Tim Dinas Koperasi dan UMKM sempat kewalahan dengan para pelaku UMKM yang kerap menyambangi kantor dinas.
“Kemampuan kami untuk menginput data juga terbatas, karena hanya ada 10 operator untuk menginput data NIB dan IUMK sebagai persyaratan bantuan ini,” imbuhnya.
Mantan Camat Citeureup ini pun bakal, memaksimalkan upaya untuk membangkitkan semangat para pelaku usaha ini. Pemkab Bogor ingin agar UMKM tidak terpuruk selama pandemi.
Apalagi, pemkab pun telah merumuskan upaya pemulihan ekonomi yang akan menyasar para pelaku UMKM di Kabupaten Bogor.
“Dengan adanya banpres ini, semoga masyarakat bisa lebih bersemangat. Karena masa pandemi seperti ini para pelaku usaha lebih sulit melakukan untuk melakukan produksi dan penjualan,” harapnya. (mg2/mg1/mam)